Mobil sedang mengisi daya menggunakan sistem inovatif di Inggris, di mana pengisian daya menyatu dengan tiang lampu dan tiang jalanan. Solusi cerdas ini membuat pengisian daya lebih mudah dan praktis. Foto: ubitricity.
SEIRING dengan meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan dan perubahan iklim, mobil listrik menjadi pilihan populer di berbagai belahan dunia.
Inggris, sebagai pelopor teknologi kendaraan listrik, menunjukkan bagaimana inovasi dalam pengisian daya mobil listrik dapat membuat transisi menuju energi bersih menjadi lebih praktis dan terjangkau.
Mari kita telusuri bagaimana Inggris menghadapi tantangan ini dan apa yang bisa Indonesia pelajar dari kemajuan tersebut.
Pengisian Daya Mobil Listrik di Inggris: Maju dan Terintegrasi
Di Inggris, inovasi dalam pengisian daya mobil listrik telah mencapai tingkat yang sangat praktis dan terintegrasi.
Menurut laporan dari Department for Transport (DfT) United Kingdom, sistem pengisian daya yang menyatu dengan tiang lampu penerangan dan tiang jalanan telah jadi model fasilitas publik. Model ini untuk memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada, mengurangi kebutuhan akan instalasi baru.
**1. Integrasi dengan Infrastruktur Jalanan: Di Inggris, tiang lampu jalan dan tiang penyangga telah dimodifikasi untuk menyertakan unit pengisian daya mobil listrik. Hal ini tercatat dalam laporan “Electric Vehicle Charging Infrastructure: An Overview” oleh UK Government Office for Science.
Sistem ini meminimalkan kebutuhan ruang tambahan dan mengurangi biaya instalasi, memberikan solusi yang efisien untuk pengisian daya di area urban dan suburban.
**2. Pengisian Daya di Tempat Umum: Menurut Zap-Map, sebuah platform pemetaan pengisian daya mobil listrik, pengguna dapat menemukan stasiun pengisian di lokasi strategis seperti pusat kota dan area parkir umum, meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan bagi pengemudi mobil listrik.
Ini mempermudah proses pengisian daya, mengurangi kekhawatiran tentang ketersediaan stasiun pengisian.
**3. Teknologi Cerdas dan Pengelolaan Energi: Teknologi cerdas dalam sistem pengisian daya di Inggris juga menjadi ulasan dalam laporan oleh Ofgem, regulator energi Inggris.
Sistem ini memungkinkan pengelolaan energi yang lebih efisien. Sekaligus mengurangi kemacetan pada titik pengisian, dan memastikan bahwa energi yang digunakan berasal dari sumber yang berkelanjutan. Ini mendukung tujuan Inggris untuk mencapai net zero emissions.
Kondisi Pengisian Daya Mobil Listrik di Indonesia: Tantangan dan Peluang
Di Indonesia, meskipun terdapat dorongan untuk mempromosikan kendaraan listrik sebagai bagian dari kebijakan mobilitas berkelanjutan, infrastruktur pengisian daya masih dalam tahap pengembangan.
Menurut data dari Kementerian ESDM, jumlah stasiun pengisian daya mobil listrik di Indonesia masih terbatas, terutama di luar kota besar.
**1. Jumlah Stasiun Pengisian yang Terbatas: Menurut Laporan Pembangunan Infrastruktur Pengisian Kendaraan Listrik 2024, yang diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Teknologi dan Keselamatan Transportasi, jumlah stasiun pengisian daya di Indonesia masih jauh dari memadai. Belum mampu untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik yang terus berkembang.
**2. Keterbatasan Infrastruktur: Infrastruktur pengisian daya di Indonesia sering kali terbatas pada lokasi-lokasi tertentu. Seperti pusat perbelanjaan atau area parkir besar, sebagaimana laporan Asosiasi Industri Kendaraan Listrik Indonesia (AIKLI). Hal ini membuat pengisian daya kurang mudah diakses, terutama di daerah pedesaan dan kawasan industri.
**3. Biaya Instalasi dan Pemeliharaan: Pengadaan dan pemasangan stasiun pengisian daya memerlukan investasi yang signifikan.
Laporan “Analisis Biaya dan Potensi Pengembangan Infrastruktur Pengisian Daya di Indonesia” oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) menyebutkan bahwa tanpa dukungan dari pemerintah atau insentif khusus, biaya ini bisa menjadi penghalang bagi pengembang infrastruktur dan pengguna potensial.

Belajar dari Kemajuan Inggris: Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan
Indonesia memiliki peluang besar untuk belajar dari model pengisian daya mobil listrik yang diterapkan di Inggris. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
**1. Integrasi Infrastruktur: Mengadopsi model integrasi pengisian daya dengan tiang lampu dan tiang jalanan, sebagaimana dilakukan di Inggris. Ini dapat mengoptimalkan penggunaan ruang publik dan mengurangi biaya tambahan.
Ini dicontohkan dalam studi oleh The Royal Society tentang pemanfaatan infrastruktur untuk pengisian daya kendaraan listrik.
**2. Peningkatan Aksesibilitas: Mengembangkan stasiun pengisian daya di area yang lebih luas, termasuk daerah pedesaan dan kawasan industri, dapat meningkatkan kenyamanan dan adopsi kendaraan listrik.
Penempatan strategis di area publik dan perkantoran, seperti yang direkomendasikan dalam laporan “Expanding Electric Vehicle Charging Networks” oleh McKinsey & Company, akan memperluas jangkauan aksesibilitas.
**3. Dukungan Kebijakan dan Insentif: Pemerintah dapat memberikan insentif dan dukungan untuk investasi dalam infrastruktur pengisian daya.
Laporan oleh International Energy Agency (IEA) menekankan pentingnya kebijakan dan insentif untuk mempercepat transisi ke kendaraan listrik.
**4. Edukasi dan Kesadaran Publik: Meningkatkan kesadaran publik tentang manfaat kendaraan listrik dan kemudahan pengisian daya dapat memotivasi lebih banyak orang untuk beralih ke kendaraan listrik.
Kampanye edukasi dan informasi tentang infrastruktur yang tersedia akan memainkan peran penting dalam proses ini. ***