GUNUNG Fuji, ikon Jepang yang menjulang setinggi 3.776 meter, bukan sekadar simbol keindahan. Gunung berapi ini masih aktif, dan Jepang tak ingin lengah menghadapi potensi letusan yang bisa berdampak luas. Baru-baru ini, panel pakar yang dibentuk oleh Kantor Kabinet Jepang merilis pedoman mitigasi jika Fuji meletus, memberikan gambaran ancaman dan strategi menghadapi bencana.
Letusan yang Bisa Lumpuhkan Tokyo
Sejarah mencatat, terakhir kali Gunung Fuji meletus pada 1707. Namun, gempa bumi besar yang mengguncang Jepang dalam beberapa dekade terakhir mengingatkan bahwa aktivitas vulkanik bisa kembali terjadi kapan saja.
Dalam skenario terburuk, letusan Fuji bisa menyemburkan abu vulkanik hingga 30 cm ke Tokyo, yang berjarak sekitar 100 km dari gunung. Ketebalan abu seperti ini bukan hanya mengganggu pernapasan, tetapi juga berisiko meruntuhkan rumah-rumah kayu, melumpuhkan transportasi, hingga menyebabkan pemadaman listrik massal. Jika bercampur hujan, abu vulkanik bisa menjadi lumpur yang memperparah kerusakan infrastruktur.
Peringatan dan Kesiapan Pemerintah
Panel pakar Jepang menegaskan pentingnya kesiapan bagi lebih dari 44 juta penduduk Tokyo Raya. Mereka merekomendasikan masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah kecuali hujan abu mencapai tingkat berbahaya.
Baca juga: Gunung Fuji tanpa Salju di Oktober, Pertama dalam 130 Tahun
Selain itu, warga diminta menyiapkan pasokan darurat seperti makanan, air, masker, dan kacamata pelindung untuk berjaga-jaga jika letusan terjadi. Pemerintah daerah pun didorong memperkuat sistem komunikasi darurat dan jalur evakuasi untuk mengantisipasi gangguan listrik dan jaringan seluler.

Pelajaran dari Letusan Gunung Berapi di Dunia
Jepang bukan satu-satunya negara yang berhadapan dengan ancaman gunung berapi aktif. Letusan Gunung Tambora di Indonesia pada 1815 menyebabkan “tahun tanpa musim panas” di Eropa dan Amerika Utara akibat penyebaran abu yang menghalangi sinar matahari. Sementara itu, letusan Gunung Eyjafjallajökull di Islandia pada 2010 sempat melumpuhkan penerbangan di Eropa karena abu vulkanik yang menyebar luas.
Baca juga: Gunung Fuji Akhirnya Bersalju Lagi
Bagi Jepang, yang memiliki lebih dari 100 gunung berapi aktif, kesiapsiagaan bukan sekadar opsi, melainkan kebutuhan. Strategi mitigasi yang baik dapat mengurangi dampak bencana dan menyelamatkan banyak nyawa.
Gunung Fuji, Simbol Keindahan dan Kewaspadaan
Gunung Fuji telah menjadi bagian dari budaya Jepang selama berabad-abad. Ribuan pendaki dan peziarah mengunjunginya setiap tahun, menjadikannya destinasi spiritual dan wisata. Namun, di balik pesonanya, tersimpan ancaman yang tak bisa diabaikan.
Baca juga: Pohon Pinus Hitam, Pelindung Alami Pesisir dari Tsunami dan Angin Kencang
Dengan rencana mitigasi yang telah disiapkan, Jepang menunjukkan bahwa kesiapsiagaan adalah kunci dalam menghadapi bencana alam. Meskipun tidak ada yang dapat memprediksi kapan Gunung Fuji akan meletus, kesiapan sejak dini adalah langkah terbaik untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan terburuk. ***
- Foto: Casia Charlie/ Pexels – Gunung Fuji: Keindahan yang menyimpan kekuatan besar. Jepang bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.