Norwegia, Negeri Kendaraan Listrik yang Menginspirasi Dunia

DI UJUNG utara Eropa, Norwegia mencatat sejarah baru dalam transformasi energi global. Sepanjang 2024, hampir 89 persen mobil baru yang terjual di negara ini adalah kendaraan listrik. Angka ini melonjak dari 82 persen pada 2023, menjadikan Norwegia sebagai pemimpin global dalam adopsi kendaraan ramah lingkungan.

Kebijakan yang Membentuk Revolusi

Apa rahasia keberhasilan Norwegia? Jawabannya adalah konsistensi kebijakan. Pemerintah Norwegia memberikan insentif besar-besaran bagi kendaraan listrik sejak awal. Pajak tinggi diberlakukan untuk kendaraan berbahan bakar fosil, sementara mobil listrik dibebaskan dari pajak impor dan pajak pertambahan nilai (PPN).

Langkah ini membuat harga mobil listrik lebih kompetitif dibandingkan kendaraan konvensional. “Norwegia menunjukkan bahwa insentif jangka panjang adalah kunci keberhasilan,” ujar Wakil Menteri Transportasi Norwegia, Cecilie Knibe Kroglund.

Dukungan Infrastruktur

Transformasi ini juga didukung oleh infrastruktur yang berkembang pesat. Stasiun pengisian daya cepat (fast charging) kini tersedia di hampir semua SPBU di Norwegia. Anders Kleve Svela dari Circle K memperkirakan, dalam tiga tahun ke depan, lebih dari separuh mobil di negara ini akan bertenaga listrik.

Baca juga: Trik Canggih Inggris Isi Daya Mobil Listrik: Inspirasi untuk Indonesia

“Peningkatan jumlah kendaraan listrik harus diimbangi dengan fasilitas pengisian daya yang memadai,” ungkap Svela.

Perubahan Sosial dan Ekonomi

Keberhasilan Norwegia juga terkait dengan kondisi uniknya. Sebagai salah satu produsen minyak terbesar dunia, negara ini ironisnya menjadi contoh transisi menuju energi bersih. Tidak adanya lobi dari produsen mobil lokal mempermudah implementasi kebijakan yang berpihak pada kendaraan listrik.

“Karena kami bukan negara produsen mobil, mengenakan pajak tinggi pada mobil konvensional bukanlah isu besar,” kata Ulf Tore Hekneby, bos Harald A. Moeller, importir mobil terbesar di Norwegia.

Baca juga: Jakarta Tambah 200 Bus Listrik untuk Udara Lebih Bersih

Selain itu, mayoritas pembeli mobil berbahan bakar fosil saat ini adalah pengusaha rental mobil, yang menyewakan kendaraan kepada turis. “Banyak turis asing belum terbiasa dengan kendaraan listrik, jadi permintaan dari segmen ini masih ada,” jelas Hekneby.

Norwegia mencatat rekor 88,9% penjualan mobil baru berupa kendaraan listrik pada 2024. Rahasia suksesnya: insentif pajak, infrastruktur, dan kebijakan konsisten. Foto: Ilustrasi/ Pixabay/ Pexels.

Norwegia telah membuktikan bahwa insentif konsisten, infrastruktur mendukung, dan pendekatan yang tidak memaksa adalah kunci sukses adopsi kendaraan listrik. Kepala Asosiasi Kendaraan Listrik Norwegia, Christina Bu, menekankan bahwa pelarangan langsung kendaraan konvensional bukanlah solusi ideal.

“Memberikan insentif lebih efektif daripada melarang. Orang tidak suka dipaksa melakukan sesuatu,” tegas Bu.

Meskipun keberhasilan ini patut diapresiasi, tantangan masih ada. Salah satunya adalah memastikan sumber daya listrik berasal dari energi terbarukan. Dengan lebih dari 50 persen mobil di jalanan Norwegia diprediksi menjadi listrik dalam beberapa tahun, kebutuhan listrik akan melonjak.

Baca juga: Norwegia Hadiahi Indonesia $952 Juta untuk Pengurangan Emisi

Namun, Norwegia telah menyiapkan langkah antisipasi. Pemerintah berkomitmen memperluas jaringan pengisian daya dan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan.

Inspirasi untuk Indonesia

Bagi Indonesia, pelajaran dari Norwegia sangat relevan. Dengan target 15 juta kendaraan listrik pada 2030, Indonesia perlu meniru kebijakan insentif yang konsisten dan membangun infrastruktur yang memadai. Adaptasi masyarakat terhadap teknologi baru juga harus didorong melalui edukasi dan kemudahan akses.

Norwegia telah menunjukkan bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang direncanakan dengan matang. Mungkinkah Indonesia menyusul langkah Norwegia? ***

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *