INDONESIA kembali mendapat dukungan internasional dalam upaya transisi energi. Uni Eropa (UE) dan Prancis mengucurkan hibah senilai 14,7 juta euro atau sekitar Rp 248,8 miliar untuk mempercepat pengembangan energi berkelanjutan di Tanah Air.
Dana ini akan dikelola melalui Indonesia Energy Transition Facility (IETF), sebuah program yang bertujuan mempercepat transformasi energi di Indonesia.
Dukungan bagi PLN dan Kementerian ESDM
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, mengungkapkan bahwa hibah tersebut dialirkan melalui badan pembangunan Prancis, Agence Française de Développement (AFD). Dana ini terbagi dalam dua alokasi utama:
- PLN – Sebanyak 6,5 juta euro (Rp 109,85 miliar) akan digunakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk pengembangan kapasitas, terutama dalam persiapan proyek transisi energi dan distribusi energi terbarukan.
- Kementerian ESDM – Sisanya, 8,2 juta euro (Rp 138 miliar), akan digunakan oleh Kementerian ESDM untuk mendukung kebijakan energi berkelanjutan, termasuk kerja sama dalam hilirisasi mineral yang ramah lingkungan.
Baca juga: Apa yang Hilang dalam Investasi Transisi Energi US$ 2 Triliun?
Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesli, menyatakan bahwa hibah ini menjadi langkah strategis dalam memastikan kesiapan infrastruktur energi bersih di Indonesia. “Kami akan menggunakannya untuk persiapan proyek transisi energi, bantuan teknis, serta pengembangan kapasitas kelembagaan,” jelasnya.
Kolaborasi Internasional untuk Transisi Energi
Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone, menegaskan bahwa transisi energi adalah tantangan besar yang membutuhkan investasi, inovasi, dan kemitraan jangka panjang. Program IETF akan fokus pada dua hal utama:
- Dukungan kebijakan energi – Menciptakan regulasi dan strategi yang mempercepat adopsi energi bersih di Indonesia.
- Pengembangan proyek energi terbarukan – Memastikan kesiapan infrastruktur, terutama dalam sektor transmisi dan distribusi listrik berbasis energi hijau.
Baca juga: Transisi Energi Berkeadilan, Indonesia dan Malaysia di Bayang-bayang Jepang?
Menurut Penone, transisi energi bukan hanya tentang menekan emisi karbon, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi, melindungi lapangan kerja, serta mendukung komunitas yang rentan. “Kolaborasi ini sejalan dengan prinsip Just Energy Transition Partnership (JETP) yang diluncurkan dalam KTT G20 di Bali 2022,” ujarnya.

Tantangan dan Peluang dalam Transisi Energi
Dukungan hibah ini menunjukkan komitmen internasional terhadap agenda energi bersih di Indonesia. Namun, tantangan tetap ada. Perubahan sistem energi membutuhkan koordinasi yang erat antara pemerintah, industri, dan masyarakat.
Sejumlah tantangan utama yang harus diatasi mencakup:
- Pendanaan dan investasi – Meskipun hibah ini memberikan dorongan awal, transformasi energi membutuhkan pendanaan berkelanjutan yang jauh lebih besar.
- Infrastruktur dan teknologi – Peningkatan jaringan transmisi dan distribusi energi terbarukan masih menjadi pekerjaan rumah besar.
- Regulasi dan kebijakan – Diperlukan regulasi yang mendukung investasi swasta dalam energi hijau serta insentif bagi perusahaan yang beralih ke energi bersih.
Baca juga: Transisi Energi Indonesia, Tantangan Komitmen atau Keterbatasan Anggaran?
Di sisi lain, peluang juga terbuka lebar. Dengan dukungan internasional, Indonesia berpeluang menjadi pemain utama dalam sektor energi bersih di Asia Tenggara. Program IETF dapat menjadi model dalam mendorong kolaborasi lintas negara untuk transisi energi yang berkeadilan.
Masa Depan Energi Bersih Indonesia
Langkah ini bukan sekadar proyek jangka pendek, melainkan bagian dari strategi besar menuju net zero emissions (NZE) pada 2060. Dengan memanfaatkan hibah ini secara efektif, Indonesia bisa mempercepat diversifikasi energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Baca juga: Indonesia Kunci Transisi Energi Asia Tenggara dengan Potensi Terbarukan Melimpah
Keberhasilan program ini akan menjadi indikator seberapa siap Indonesia dalam memimpin perubahan menuju ekonomi hijau. Dengan kombinasi dukungan kebijakan, inovasi teknologi, dan kolaborasi internasional, transisi energi bukan lagi sekadar visi, tetapi sebuah realitas yang semakin dekat. ***
- Foto: Ilustrasi/ Kindel Media/ Pexels.