PEMBANGUNAN bendungan dan infrastruktur perairan kerap mengabaikan satu aspek penting: lintasan ikan. Padahal, jalur ini menjadi krusial bagi migrasi ikan yang bergantung pada sungai sebagai habitat hidupnya. Tanpa lintasan yang memadai, ekosistem perairan bisa terganggu, berdampak pada populasi ikan, mata pencaharian nelayan, hingga ketahanan pangan nasional.
Namun, di Indonesia, pembangunan lintasan ikan masih minim keterlibatan masyarakat. Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat BRIN, Arif Wibowo, menegaskan bahwa partisipasi publik sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlanjutan jalur migrasi ikan ini.
Peran Penting Lintasan Ikan
Lintasan ikan dirancang untuk membantu ikan bermigrasi melewati hambatan buatan, seperti bendungan atau tanggul sungai. Jalur ini penting bagi spesies ikan yang memerlukan pergerakan antarwilayah untuk berkembang biak atau mencari sumber makanan. Tanpa jalur tersebut, populasi ikan bisa terancam akibat fragmentasi habitat.
Baca juga: Segitiga Terumbu Karang, Langkah 6 Negara Selamatkan Ekosistem Laut
Di berbagai negara, keberadaan lintasan ikan sudah menjadi standar dalam pembangunan infrastruktur perairan. Namun, di Indonesia, implementasinya masih terbatas. Beberapa lintasan ikan sudah dibangun, seperti di Sungai Opak, Yogyakarta, serta Bendungan PLTA Poso di Sulawesi Tengah. Sukabumi bahkan menjadi satu-satunya daerah yang memiliki regulasi wajib membangun lintasan ikan dalam setiap proyek bendungan.
Minimnya Kajian Sosial dalam Konservasi Ikan
Menurut Arif, penelitian terkait lintasan ikan selama ini lebih banyak berfokus pada aspek biologis, seperti biodiversitas dan ekologi perairan. Padahal, kajian sosial juga sangat penting untuk memahami bagaimana masyarakat memandang lintasan ikan dan sejauh mana kesadaran mereka terhadap dampaknya.
Baca juga: Perlindungan Hiu dan Pari, Dukungan Inggris untuk Konservasi Laut Indonesia
“Kita perlu riset sosial untuk meningkatkan persepsi masyarakat tentang pentingnya lintasan ikan. Dengan begitu, manfaatnya bisa dirasakan tidak hanya bagi ekosistem, tapi juga bagi ketahanan pangan dan energi,” ujar Arif dalam pelatihan “Social Research Training for Fish Conservation Scientists” di Jakarta.

Riset sosial juga dapat membantu mengukur nilai ekonomi dari keberadaan ikan di sungai. Dengan melibatkan masyarakat dalam penelitian, pemangku kebijakan bisa mendapatkan data yang lebih komprehensif untuk merancang kebijakan konservasi yang efektif.
Dampak Sosial dan Ekonomi dari Hilangnya Jalur Migrasi Ikan
Bagi masyarakat yang bergantung pada perikanan sungai, hilangnya jalur migrasi ikan berdampak langsung pada ekonomi mereka. Beberapa komunitas nelayan di Indonesia sudah merasakan penurunan hasil tangkapan akibat perubahan lingkungan sungai yang disebabkan oleh pembangunan infrastruktur tanpa mempertimbangkan keberlanjutan ekosistem.
Baca juga: Tragedi Ekologi di Waduk Jatiluhur: 100 Ton Ikan Mati, Apa yang Salah?
Selain aspek ekonomi, lintasan ikan juga berperan dalam ketahanan pangan. Ikan sungai merupakan sumber protein penting bagi masyarakat lokal. Jika populasi ikan menurun, akses terhadap pangan bergizi bisa terganggu, terutama bagi komunitas yang mengandalkan sungai sebagai sumber utama protein dan nutrisi.
Perlu Sinergitas
Saat ini, BRIN bersama Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dan Charles Sturt University (CSU) sedang melakukan riset terkait lintasan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi terbaik dalam pengelolaan sumber daya perairan sungai secara berkelanjutan.
Namun, upaya ini tidak bisa berjalan sendiri. Pemerintah, akademisi, dan masyarakat perlu bersinergi untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur perairan tetap memperhitungkan keberlanjutan ekosistem. Baca juga: Jalan Melingkar Konservasi Alam Indonesia. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan regulasi yang lebih ketat terkait kewajiban pembangunan lintasan ikan di setiap proyek bendungan baru.
Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui edukasi dan pelibatan aktif dalam program konservasi juga menjadi kunci. Dengan begitu, bukan hanya ikan yang bisa bermigrasi dengan aman, tetapi juga keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada sumber daya perairan akan tetap terjaga. ***
- Foto: Ilustrasi/ William McAllister/ Pexels.