AI dan Energi Hijau, Sinergi Masa Depan Indonesia

DALAM era teknologi yang terus bergerak cepat, Indonesia melihat peluang besar untuk mengoptimalkan potensi energi hijau guna menopang perkembangan kecerdasan buatan (AI) di Tanah Air. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menekankan pentingnya energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai fondasi bagi perkembangan teknologi masa depan yang lebih berkelanjutan. Hal ini disampaikannya pada acara Indonesia AI Day yang digelar di Jakarta.

Erick mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki kapasitas energi baru dan terbarukan yang luar biasa, mencapai sekitar 3.680 gigawatt. Sumber EBT ini meliputi energi surya, bayu (angin), hidro, bioenergi, panas bumi, dan energi laut. “Indonesia memiliki potensi besar untuk listrik hijau yang mampu mendukung perkembangan AI,” ujar Erick, optimis.

Membangun Pusat Data Berbasis Energi Hijau

Keberadaan energi bersih dinilai Erick krusial untuk menopang kebutuhan energi pusat data, yang akan menjadi tulang punggung ekosistem AI di Indonesia. Pusat data ini membutuhkan pasokan energi yang konsisten dan ramah lingkungan.

Erick menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mempercepat transisi energi demi pemanfaatan EBT yang lebih masif, dengan membangun lebih banyak infrastruktur pusat data berbasis energi terbarukan.

“Dalam pengembangan AI, kebutuhan listrik yang bersih adalah prioritas, karena pusat data yang menjadi ‘otak’ operasional AI membutuhkan energi dalam jumlah besar,” jelas Erick.

Baca juga: Indonesia Dorong Investasi Geothermal di COP 29

Dengan fokus pada pemanfaatan energi terbarukan, Indonesia dapat menjaga keberlanjutan dan sekaligus meningkatkan ketahanan energi dalam jangka panjang.

Indonesia sebagai Pemain Utama di Revolusi Teknologi Global

Seiring dengan perkembangan teknologi AI di kancah global, kebutuhan energi hijau semakin mendesak untuk memastikan teknologi ini dapat berkembang tanpa merusak lingkungan. Erick melihat bahwa langkah mempercepat transisi energi tidak hanya akan mendukung pengembangan AI. Namun, juga memungkinkan Indonesia untuk berkompetisi sebagai pemain utama dalam revolusi teknologi global.

Indonesia, dengan kekayaan sumber daya EBT, memiliki peluang untuk menjadi contoh bagi negara lain dalam mengembangkan teknologi dengan pendekatan berkelanjutan. Hal ini tidak hanya mendorong ekonomi hijau, tetapi juga membuka peluang investasi di sektor EBT yang pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja baru.

Baca juga: Indonesia, Raksasa Panas Bumi Dunia yang Belum Terbangun

Kombinasi antara pengembangan AI dan potensi energi terbarukan membuka peluang ekonomi yang menjanjikan bagi Indonesia. Menurut laporan yang dirilis oleh Kementerian BUMN, potensi ekonomi dari sektor EBT bisa mendorong investasi baru yang diperkirakan mencapai triliunan rupiah.

Dengan pemanfaatan energi hijau untuk AI, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sekaligus memperkuat posisi ekonomi berbasis digital.

Energi hijau sebagai fondasi masa depan teknologi. Panel surya, bagian dari potensi besar Indonesia dalam energi terbarukan, siap mendukung perkembangan AI berkelanjutan.Foto: Kindel Media/ Pexels.

Tantangan Menuju Energi Hijau untuk AI

Namun, percepatan transisi energi hijau tidak lepas dari tantangan. Infrastruktur yang masih dalam tahap pengembangan, tingginya biaya awal, dan kesiapan teknologi menjadi beberapa kendala yang perlu diatasi. Erick menyatakan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat diperlukan untuk mengatasi hambatan ini.

Pemerintah juga berencana mengeluarkan insentif bagi perusahaan yang ingin berinvestasi dalam EBT dan teknologi AI, guna mempercepat integrasi energi hijau di sektor ini. Dengan upaya ini, diharapkan Indonesia bisa mencapai target pengurangan emisi karbon dan menyelaraskan perkembangan teknologi dengan komitmen lingkungan.

Menjawab Kebutuhan Keberlanjutan untuk Generasi Masa Depan

Erick Thohir menekankan bahwa upaya membangun infrastruktur energi hijau tidak hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk masa depan generasi berikutnya. “AI dan EBT adalah kunci menuju masa depan berkelanjutan yang lebih hijau,” ucapnya.

Baca juga: EBT Kunci Investasi di Indonesia

Dengan semakin tingginya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, Erick percaya bahwa Indonesia dapat menjadi pelopor dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan di kawasan Asia Tenggara.

Masa Depan AI di Indonesia

Indonesia AI Day memperlihatkan bahwa negeri ini tidak hanya menunggu tetapi juga mempersiapkan diri untuk menjadi kekuatan AI yang berlandaskan energi hijau. Dengan visi yang jelas dan komitmen yang kuat, Erick berharap Indonesia dapat memberikan dampak positif bagi dunia dalam hal keberlanjutan dan kemajuan teknologi.

Baca juga: Bank Dunia Beberkan Peluang Ekonomi Hijau Indonesia

Potensi besar energi hijau Indonesia dan dukungan pemerintah terhadap inovasi AI menjadi fondasi untuk memperkuat posisi Indonesia dalam kancah global. Jika visi ini terwujud, Indonesia berpotensi tidak hanya menjadi produsen teknologi AI tetapi juga contoh negara yang memadukan teknologi canggih dengan keberlanjutan lingkungan. ***

  • Foto: Instagram/ @erickthohir Menteri BUMN Erick Thohir bersama Jensen Huang, pendiri NVIDIA, dalam acara Indonesia AI Day di Jakarta (14/11). Kolaborasi Indonesia dan teknologi AI didukung oleh potensi besar energi hijau, membuka peluang revolusi digital berkelanjutan.
Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *