Ekonomi Biru, Menyelamatkan Laut di Tengah Minimnya Investasi

LAUTAN adalah jantung kehidupan di Bumi. Ekosistem ini menopang keanekaragaman hayati, mengatur iklim, dan menghasilkan oksigen yang kita hirup. Lebih dari itu, laut memiliki potensi ekonomi luar biasa yang mampu mendukung ketahanan pangan, menciptakan lapangan kerja, dan menggerakkan perdagangan global.

Sayangnya, potensi ini terancam oleh berbagai tantangan, mulai dari perubahan iklim hingga minimnya investasi untuk pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan.

Lautan di Bawah Tekanan

Lautan menghadapi ancaman serius akibat pemanasan global, kenaikan permukaan air laut, dan cuaca ekstrem yang mengganggu ekosistem, populasi ikan, serta infrastruktur pesisir. Kondisi ini semakin diperburuk oleh eksploitasi sumber daya laut yang tidak berkelanjutan, termasuk penangkapan ikan berlebihan dan pencemaran plastik.

Meski laut mencakup 70 persen biosfer, dana untuk konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan sangat terbatas. Menurut UNCTAD (Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan), investasi global untuk pelestarian laut hanya sekitar 4 miliar dolar AS per tahun. Padahal, diperlukan setidaknya 175 miliar dolar AS setiap tahun untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) ke-14, yakni melindungi kehidupan di bawah air.

Baca juga: Alarm Kenaikan Air Laut, Kota-kota Pesisir di Ambang Bencana?

Ironisnya, sementara pendanaan konservasi laut minim, industri perikanan global justru menerima subsidi hingga 22 miliar dolar AS, yang sebagian besar malah berkontribusi pada eksploitasi berlebihan. Hal ini menciptakan paradoks: lautan yang menjadi sumber kehidupan justru kurang mendapat perhatian dalam investasi berkelanjutan.

Potensi Ekonomi Biru yang Belum Maksimal

Ekonomi laut dunia telah tumbuh 250 persen sejak 1995, melampaui pertumbuhan ekonomi global yang hanya 190 persen pada periode yang sama. Perdagangan berbasis laut, termasuk ekspor ikan dan produk olahannya, terus meningkat pesat. Pada 2023, nilai ekspor barang dan jasa kelautan mencapai 2,2 triliun dolar AS, dengan ekspor ikan tumbuh 43 persen dan produk ikan olahan melonjak 89 persen dalam dua tahun terakhir.

Baca juga: Segitiga Terumbu Karang, Langkah 6 Negara Selamatkan Ekosistem Laut

Laut menyimpan potensi ekonomi besar, namun minimnya investasi dan tata kelola yang buruk mengancam keberlanjutannya. Saatnya mendukung ekonomi biru untuk masa depan yang lebih lestari. Foto: Fatih Altuntaş/ Pexels.

Selain sektor perikanan, laut juga menawarkan potensi besar di bidang bioteknologi kelautan. Sekitar dua pertiga spesies laut masih belum teridentifikasi, yang berpotensi menjadi sumber antibiotik baru, bahan pangan rendah karbon, hingga substitusi plastik berbasis bio. Pasar bioteknologi kelautan sendiri diperkirakan tumbuh lebih dari 50 persen pada tahun ini, dengan peluang ekonomi mencapai 10,8 miliar dolar AS.

Baca juga: Studi Baru: Arktik Diprediksi Bebas Es Laut di Musim Panas 2027

Namun, hambatan perdagangan di antara negara-negara berkembang masih menjadi tantangan. Tarif tinggi yang diterapkan pada produk perikanan memperlambat laju perdagangan dan menghambat pertumbuhan sektor kelautan di negara-negara berpenghasilan rendah.

Strategi Menyelamatkan Lautan

Untuk mengatasi krisis ini, UNCTAD merekomendasikan beberapa langkah strategis. Pertama, negara-negara perlu mengintegrasikan sektor ekonomi berbasis laut ke dalam rencana aksi iklim dan keanekaragaman hayati nasional. Kedua, diperlukan pengurangan hambatan perdagangan agar negara berkembang dapat lebih berkontribusi dalam sektor kelautan global. Ketiga, perluasan pengumpulan data mengenai emisi, investasi, dan perdagangan terkait laut akan membantu dalam perencanaan kebijakan yang lebih efektif.

Baca juga: Suhu Laut 2024 Pecah Rekor, Apa Dampaknya untuk Kita?

Langkah lain yang mendesak adalah penghapusan subsidi yang merugikan ekosistem laut dan percepatan perjanjian internasional yang mengikat secara hukum mengenai polusi plastik. UNCTAD juga bekerja sama dengan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (DESA) dalam memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan inovasi data untuk mendukung negara-negara kepulauan kecil yang rentan terhadap dampak krisis kelautan.

Menatap Masa Depan Ekonomi Biru

Laut bukan hanya sumber kehidupan, tetapi juga kunci masa depan ekonomi berkelanjutan. Namun, tanpa investasi yang cukup dan kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan, kita berisiko kehilangan manfaat luar biasa yang ditawarkan laut. Saatnya pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat global bersinergi dalam memperkuat ekonomi biru demi menyelamatkan lautan dan memastikan manfaatnya bagi generasi mendatang. ***

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *