Penginderaan Jarak Jauh, Harapan Baru Lawan Polusi Plastik

POLUSI plastik di perairan, baik air tawar maupun lautan, telah menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan lingkungan. Meski isu plastik di lautan sering menjadi sorotan global, sebagian besar sampah plastik yang mencemari laut sebenarnya bermula dari sungai dan lingkungan air tawar. Inilah yang mendorong sekelompok peneliti dari University of Minnesota, Twin Cities, untuk menggali solusi baru menggunakan teknologi penginderaan jarak jauh.

Penelitian ini, yang dipublikasikan di jurnal Nature, menunjukkan bahwa teknologi ini tak hanya mampu memantau, tetapi juga membantu proses pengelolaan dan pembersihan sampah plastik secara lebih efektif. Pendekatan ini berpotensi besar diterapkan di negara seperti Indonesia, di mana polusi plastik menjadi masalah utama, terutama di sungai-sungai besar yang mengalir menuju lautan.

Mengapa Air Tawar Penting dalam Isu Plastik?

Sungai dan danau memainkan peran besar sebagai jalur transportasi alami sampah plastik menuju lautan. Namun, penelitian tentang polusi plastik di lingkungan air tawar relatif terbatas dibandingkan dengan kajian di ekosistem laut. Menurut PBB, plastik di lautan adalah salah satu tantangan polusi terbesar abad ini. Maka, memahami perilaku plastik di air tawar menjadi kunci untuk memutus rantai masalah ini dari hulu.

Baca juga: Bioplastik Baru, Terobosan untuk Laut Lebih Bersih

Teknologi penginderaan jarak jauh hadir sebagai jawaban. Dengan memanfaatkan reflektansi spektral—pola pantulan cahaya di spektrum elektromagnetik—para peneliti dapat mengidentifikasi berbagai jenis plastik di perairan. “Penting untuk menemukan panjang gelombang tertentu dari bahan plastik sehingga teknologi dapat menyaring jenis material yang ada di lingkungan air tawar,” kata Mohammadali Olyaei, mahasiswa Ph.D. sekaligus penulis utama studi tersebut.

Proses Penelitian yang Inovatif

Eksperimen dilakukan di Laboratorium Air Terjun St. Anthony, yang unik karena memiliki aliran air Sungai Mississippi yang langsung melewati ruang laboratorium. Dalam pengujian ini, para peneliti menggunakan perangkat spektroradiometer dan kamera DSLR untuk mengumpulkan data. Teknologi ini memungkinkan mereka tidak hanya memantau, tetapi juga menggolongkan berbagai jenis sampah plastik berdasarkan tanda spektral yang unik.

Baca juga: INC-5, Akankah Dunia Menang Melawan Polusi Plastik?

Hasilnya? Teknologi ini terbukti efektif dalam memindai dan mengidentifikasi serpihan plastik di air tawar, bahkan di lingkungan sungai dengan aliran deras. “Jika teknologi ini dapat dikembangkan di hulu Sungai Mississippi, seperti di Minnesota, maka kita dapat melindungi wilayah hilir dan lautan dari pencemaran plastik,” ujar Ardeshir Ebtehaj, Associate Professor yang terlibat dalam penelitian.

Inovasi penginderaan jarak jauh mampu mendeteksi polusi plastik di perairan, langkah penting melawan krisis polusi global. Foto: Ilustrasi/ Ron Lach/ Pexels.

Potensi Penerapan di Indonesia

Indonesia, sebagai negara dengan ribuan sungai yang bermuara ke laut, memiliki peluang besar untuk memanfaatkan inovasi ini. Teknologi penginderaan jarak jauh bisa digunakan untuk memetakan konsentrasi plastik di sungai besar seperti Citarum atau Mahakam. Dengan demikian, pemerintah dan komunitas lokal dapat mengembangkan strategi pembersihan yang lebih terarah dan hemat biaya.

Baca juga: 175 Negara Bersatu untuk Perjanjian Plastik Global

Penerapan teknologi ini juga dapat dikombinasikan dengan penggunaan drone untuk menangkap sampah plastik secara otomatis. Solusi ini relevan bagi Indonesia yang memiliki tantangan geografis dalam pengelolaan limbah plastik, terutama di wilayah terpencil dan pesisir.

Langkah Selanjutnya

Penelitian ini baru awal dari perjalanan panjang. Tim dari University of Minnesota berencana untuk memperluas studi ke skala yang lebih besar, termasuk memahami pola pergerakan sampah plastik di ekosistem sungai dan bagaimana mereka dapat membuangnya secara efektif. Harapan ini juga menjadi sinyal bagi para praktisi lingkungan di Indonesia untuk memulai kolaborasi serupa.

Dengan teknologi seperti penginderaan jarak jauh, langkah-langkah pengelolaan plastik dapat dioptimalkan, sekaligus mendorong terciptanya kebijakan berbasis data yang mendukung keberlanjutan. Tidak ada kata terlambat untuk mengatasi polusi plastik, terutama dengan inovasi teknologi yang semakin maju. ***

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *