PEMERINTAH Indonesia terus memperkuat langkah menuju swasembada pangan dan energi. Salah satu strategi andalannya adalah perhutanan sosial. Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada pelestarian hutan, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk mengelola sumber daya secara berkelanjutan.
Dalam upaya mencapai target tersebut, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) telah menyiapkan rencana besar. Rencana ini menyasar potensi kawasan perhutanan sosial untuk mendukung program swasembada pangan dan energi Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengerahkan tim untuk memetakan area yang memiliki potensi tinggi dalam mendukung program ini. “Kami sedang mengidentifikasi lokasi perhutanan sosial yang cocok untuk tanaman pangan. Tim sudah bekerja intensif selama dua minggu terakhir,” ungkap Raja Juli, Jumat (13/12).
Mengupas Potensi Perhutanan Sosial
Perhutanan sosial adalah program yang melibatkan masyarakat sekitar hutan untuk mengelola kawasan hutan negara, hutan adat, atau hutan hak secara lestari. Program ini bertujuan menciptakan keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Hutan Adat: Menyelamatkan Bumi, Melindungi Hak Leluhur
Hingga 2024, luas perhutanan sosial di Indonesia telah mencapai 7,21 juta hektare. Angka ini masih jauh dari target ambisius sebesar 12,7 juta hektare. Namun, langkah-langkah konkret terus dilakukan untuk mempercepat pencapaian ini, termasuk dalam mendukung ketahanan pangan.
“Identifikasi ini penting untuk menentukan luasan area yang sesuai untuk mendukung kebutuhan pangan. Ini tidak hanya soal luasan, tetapi juga efektivitas pengelolaannya,” tambah Raja Juli.

Aren, Pionir Energi Terbarukan dari Hutan
Salah satu komoditas unggulan yang menjadi fokus Kemenhut adalah aren. Tanaman serbaguna ini memiliki potensi besar. Tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga energi. Nira aren dapat diolah menjadi bioetanol, salah satu bahan bakar energi terbarukan yang ramah lingkungan.
“Potensi aren melampaui sektor pangan. Sebagai bahan baku bioetanol, aren dapat menjadi solusi energi terbarukan yang sangat relevan untuk masa depan,” ujar Raja Juli.
Baca juga: Indonesia Kehilangan 150 Ribu Hektar Sawah Setiap Tahun
Bioetanol dari aren dapat mendukung target energi hijau Indonesia sekaligus menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat sekitar hutan. Dengan pendekatan ini, perhutanan sosial tidak hanya menjadi solusi lingkungan. Tetapi, juga menjadi pendorong ekonomi berbasis komunitas.
Perhutanan Sosial untuk Masa Depan Berkelanjutan
Melalui perhutanan sosial, pemerintah tidak hanya berfokus pada aspek produksi pangan dan energi. Tetapi, juga pada keberlanjutan ekosistem hutan. Dengan melibatkan masyarakat setempat sebagai pelaku utama, program ini menawarkan model pengelolaan yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Baca juga: Masyarakat Adat, Penjaga Bumi yang Terabaikan dalam Krisis Global
Namun, tantangan besar masih ada. Dari segi luasan, capaian saat ini masih jauh dari target. Selain itu, dibutuhkan penguatan dalam aspek edukasi, pendampingan, dan akses pasar bagi masyarakat.
Dengan kombinasi strategi yang tepat dan komitmen kuat, perhutanan sosial dapat menjadi motor penggerak penting menuju masa depan Indonesia yang mandiri secara pangan dan energi. Langkah ini juga sejalan dengan upaya global dalam mengatasi perubahan iklim dan mendorong transisi energi hijau. ***
- Foto: Ahmad Syahrir/ Pexels – Hutan Parongpong, Jawa Barat.