LAUT bukan hanya sumber kehidupan. Ia juga menjadi sekutu terbesar manusia dalam melawan perubahan iklim. Kini, sebuah inovasi baru bernama SeaCURE hadir, menawarkan harapan besar dalam memperkuat peran lautan sebagai penyerap karbon alami.
Berbasis di pesisir selatan Inggris, proyek SeaCURE memasuki tahap uji coba skala kecil. Para ilmuwan di balik inisiatif ini tengah mengembangkan cara revolusioner untuk menghilangkan karbon dioksida (CO₂) langsung dari air laut. Strategi ini berbeda dari teknologi lain yang selama ini berfokus pada penangkapan karbon dari atmosfer.
Mengapa memilih lautan? Jawabannya sederhana: laut menyerap hampir sepertiga dari total emisi karbon global. Menurut Paul Halloran, profesor ilmu kelautan dan iklim dari University of Exeter, air laut mengandung karbon sekitar 150 kali lebih banyak dibandingkan udara. Dengan mengurangi kadar karbon di laut, kemampuan alami lautan untuk terus menyerap CO₂ dari atmosfer bisa ditingkatkan.
Bagaimana Cara Kerja SeaCURE?
Proses yang dikembangkan SeaCURE cukup menarik. Pertama, air laut diambil dan dibuat lebih asam. Kondisi ini membantu melepaskan karbon dioksida yang terlarut. Gas CO₂ kemudian dikumpulkan untuk disimpan di bawah tanah. Setelah karbonnya dihilangkan, air dikembalikan ke laut dalam kondisi yang lebih “lapar karbon.”
Baca juga: China Luncurkan FPSO Pertama dengan Teknologi Penangkapan Karbon
Teknologi ini menggunakan alat khusus yang disebut stripper. Ada pula pendekatan lain yang tengah dieksplorasi, seperti memperbesar permukaan kontak antara air laut dan udara. Tom Bell dari Plymouth Marine Laboratory mengibaratkan metode ini seperti menumpahkan minuman bersoda — semakin luas permukaannya, semakin cepat karbon keluar.
Tantangan Energi dan Skala
Namun, perjalanan SeaCURE menuju skala besar tidak mudah. Kebutuhan energi menjadi tantangan utama. Halloran mengingatkan, penghilangan karbon dalam skala masif memerlukan energi dalam jumlah besar. Agar tetap berkelanjutan, seluruh operasi harus didukung oleh energi terbarukan.

Saat ini, kapasitas SeaCURE baru mampu menghilangkan kurang dari 100 metrik ton karbon per tahun. Angka ini mungkin terdengar kecil. Tapi dengan pengembangan lebih lanjut, para ilmuwan optimistis teknologi ini bisa berkontribusi signifikan. Target ambisiusnya: menghapus hingga 14 miliar ton CO₂ per tahun dari lautan jika diterapkan secara global.
Menuju Emisi Nol Bersih
Anggota Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), Oliver Geden, menegaskan pentingnya teknologi seperti SeaCURE. “Penghilangan karbon sangat penting untuk mencapai emisi nol bersih,” ujarnya. Tanpa langkah nyata mengurangi karbon yang sudah ada di atmosfer, upaya menahan laju pemanasan global akan sulit tercapai.
Baca juga: CCS, Inovasi Canggih Atasi Krisis Karbon dan Wujudkan Indonesia Hijau
SeaCURE hanyalah satu dari banyak opsi yang tengah dikaji. Teknologi lain seperti Direct Air Capture (DAC) juga menawarkan potensi besar. Namun, pilihan akhir akan sangat bergantung pada biaya implementasi dan ketersediaan energi bersih.
Masa Depan Inovasi Penghilangan Karbon
Di tengah desakan untuk mempercepat transisi energi dan menekan jejak karbon, proyek seperti SeaCURE membuka babak baru. Bukan hanya tentang mitigasi perubahan iklim, tetapi juga tentang memperluas cakrawala inovasi berkelanjutan.
Baca juga: ExxonMobil Investasi Besar untuk Penyimpanan Karbon di Indonesia
Bagi praktisi dan pemerhati keberlanjutan di Indonesia, perkembangan ini menawarkan banyak pelajaran. Pentingnya mengintegrasikan pendekatan berbasis alam, teknologi tinggi, dan sumber energi terbarukan menjadi kunci menuju masa depan yang lebih bersih.
Saat dunia bergerak menuju target ambisius nol emisi, inovasi yang berpihak pada laut—dan alam—akan menjadi fondasi dalam membangun peradaban yang lebih lestari. ***
- Foto: Ilustrasi/ Ana Morais/ Pexels.