GUNUNG Fuji akhirnya kembali menampilkan puncak bersalju, namun kali ini dengan penundaan yang cukup signifikan. Fenomena yang mencuri perhatian ini terjadi untuk pertama kalinya dalam 130 tahun terakhir, ketika salju baru mulai turun pada awal November, Rabu (6/11/2024), jauh lebih lambat dari biasanya. Umumnya, puncak ikonik Jepang ini sudah tertutup salju sejak awal Oktober.
Konfirmasi dan Faktor Cuaca Ekstrem
Kantor Meteorologi Lokal Kofu dan Shizuoka mengonfirmasi penampakan salju di puncak Fuji pada Kamis (7/11/2024). Berdasarkan laporan dari Shizuoka, udara dingin mendadak yang menyelimuti area menyebabkan salju pertama musim ini terbentuk.
Suhu di puncak mencapai minus 10,8 derajat Celsius pada pukul 9 pagi, dan pada 11 pagi, awan mulai terlihat menutupi area puncak. Mengindikasikan kondisi yang mendukung pembentukan salju.
Namun, suhu yang lebih tinggi dari rata-rata selama Oktober disebut menjadi penyebab keterlambatan salju. Kantor Meteorologi Kofu melaporkan, rata-rata suhu di Gunung Fuji pada bulan tersebut mencapai 1,6 derajat Celsius, jauh lebih hangat dari suhu normal minus 2 derajat Celsius. Kondisi ini dianggap tidak mendukung pembentukan es dan salju pada waktunya.
Dampak Perubahan Iklim?
Tahun 2024 juga tercatat sebagai salah satu tahun terpanas di Jepang, dan cuaca ekstrem ini diyakini mempengaruhi pola salju di Gunung Fuji. Banyak peneliti mempertanyakan apakah fenomena ini hanyalah kejadian musiman atau pertanda perubahan iklim yang lebih besar.
“Jika pola ini berlanjut, musim dingin yang dulu kita nikmati mungkin semakin singkat. Tidak hanya di Gunung Fuji tetapi juga di gunung-gunung lain di Jepang,” ungkap Jun Kubota, seorang prakirawan cuaca dari Yamanashi.
Baca juga: Gunung Fuji tanpa Salju di Oktober, Pertama dalam 130 Tahun
Kubota juga mengkhawatirkan bahwa perubahan pola salju ini akan berdampak pada kegiatan olahraga musim dingin di Jepang. Tidak hanya para pendaki gunung, tetapi juga industri pariwisata dan olahraga salju yang bergantung pada kehadiran salju alami dapat merasakan dampaknya di masa depan.
Catatan Penundaan Bersejarah
Penundaan turunnya salju kali ini menjadi yang terlama dalam sejarah pengamatan Gunung Fuji, tertunda 36 hari dari rata-rata. Para ahli memperingatkan bahwa kondisi ini harus terus dipantau untuk mengantisipasi perubahan iklim yang bisa berdampak luas bagi ekosistem pegunungan Jepang.
Dengan kondisi cuaca yang terus berubah, fenomena keterlambatan salju di Gunung Fuji menjadi pengingat pentingnya kesadaran akan dampak iklim. Bagi pecinta alam dan para pendaki, perubahan kecil seperti ini dapat menimbulkan dampak besar dalam jangka panjang. ***
- Foto: Ilustrasi/ Allan Tee/ Pexels – Gunung Fuji akhirnya kembali “bertopi” salju, meski dengan penantian terpanjang dalam 130 tahun terakhir.