KAI Luncurkan Fitur Carbon Footprint untuk Transportasi Ramah Lingkungan

UNTUK mendukung target pembangunan berkelanjutan dan mengurangi dampak perubahan iklim, PT Kereta Api Indonesia (KAI) meluncurkan fitur Carbon Footprint di aplikasi Access by KAI. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menghitung jejak karbon yang dihasilkan selama perjalanan menggunakan moda transportasi kereta api. Langkah inovatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak lingkungan dari pilihan transportasi mereka.

Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, mengungkapkan bahwa peluncuran fitur ini adalah bagian dari upaya KAI untuk mempromosikan kereta api sebagai solusi transportasi yang efisien sekaligus ramah lingkungan. “Melalui fitur ini, kami ingin menegaskan bahwa kereta api bukan hanya pilihan transportasi yang efisien, tetapi juga berkontribusi besar terhadap upaya pengurangan emisi karbon,” ujar Didiek dalam keterangan tertulis pada Senin, 23 Desember 2024.

Baca juga: Kereta Hidrogen, Babak Baru Transportasi Berkelanjutan di India

Dengan mengintegrasikan edukasi lingkungan dalam layanannya, KAI berharap masyarakat dapat memahami betapa pentingnya memilih moda transportasi yang lebih berkelanjutan demi masa depan yang lebih hijau. Fitur ini juga menjadi salah satu langkah nyata untuk mendukung pencapaian net zero emission (NZE) di Indonesia pada tahun 2060.

Meningkatkan Kesadaran Pengguna

Fitur Carbon Footprint di aplikasi Access by KAI memungkinkan pelanggan untuk menghitung emisi karbon yang dihasilkan dalam perjalanan mereka. Sebagai contoh, perjalanan menggunakan KA Probowangi dari Stasiun Surabaya Gubeng ke Stasiun Ketapang menghasilkan 2,94 kg CO2e. Sementara perjalanan dengan mobil pribadi pada rute yang sama menghasilkan emisi karbon sebesar 8,79 kg CO2e, hampir tiga kali lipat lebih besar.

Kereta Api Indonesia menghadirkan fitur Carbon Footprint untuk memudahkan penumpang menghitung jejak karbon perjalanan mereka. Foto: Ilustrasi/ Maaule Cheeds/ Pexels.

Menyuarakan Perubahan Perilaku

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa fitur ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang dampak lingkungan dari berbagai moda transportasi. “Dengan mengetahui jejak karbon perjalanan mereka, pelanggan dapat lebih memahami kontribusi mereka dalam mengurangi emisi karbon dan memilih transportasi yang lebih ramah lingkungan,” kata Anne.

Baca juga: Swiss Ubah Rel Kereta Jadi Sumber Energi Hijau

Lebih lanjut, Anne mengatakan bahwa fitur ini juga bisa menjadi bagian dari program loyalitas pelanggan, sekaligus memberikan transparansi terkait emisi perjalanan kereta api. Hal ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk beralih dari moda transportasi yang lebih polutif, seperti mobil pribadi, menuju kereta api yang lebih ramah lingkungan.

Validasi yang Akurat

Perhitungan emisi karbon dalam fitur ini mengacu pada standar nasional dan internasional, seperti SNI ISO 14064-1:2018, Kyoto Protocol, dan GHG Protocol. Validasi perhitungan dilakukan melalui studi literatur dan konsultasi dengan para ahli di bidang transportasi dan akuntansi karbon. Dengan pendekatan ini, KAI memastikan bahwa fitur ini memberikan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ajak Masyarakat Jadi Agen Perubahan


Fitur Carbon Footprint merupakan salah satu wujud nyata komitmen KAI dalam mendukung pencapaian target NZE Indonesia pada tahun 2060. Melalui peluncuran fitur ini, KAI berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya memilih moda transportasi yang lebih berkelanjutan.

Baca juga: Jakarta Tambah 200 Bus Listrik untuk Udara Lebih Bersih

“Kami mengajak masyarakat untuk beralih ke kereta api, menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Mari bersama-sama menjadi agen perubahan untuk lingkungan yang lebih baik,” ajak Anne.

KAI menunjukkan bahwa peran transportasi dalam mengurangi dampak perubahan iklim sangat besar. Dengan terus berinovasi dan mengedukasi masyarakat tentang pilihan transportasi yang lebih ramah lingkungan, KAI turut berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan. ***

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *