TAHUN 2025 menjadi titik kritis dalam langkah dekarbonisasi global. Setelah COP29 di Azerbaijan pada akhir 2024, dunia mulai bergerak lebih strategis dalam menghadapi ancaman perubahan iklim. Salah satu temuan kunci adalah semakin berkembangnya tren investasi hijau, yang tidak hanya menawarkan peluang finansial tetapi juga memperkuat adaptasi terhadap perubahan iklim.
Privatisasi Energi Hijau, Masa Depan Investasi Hijau
Laporan MSCI bertajuk “Sustainability and Climate: Trends to Watch 2025” mengungkapkan bahwa investasi di perusahaan privat sektor energi terbarukan, kendaraan listrik, dan penyimpanan energi menghasilkan keuntungan kumulatif 123% dalam lima tahun terakhir. Angka ini jauh melampaui portofolio perusahaan publik serupa yang hanya mencapai 57%.
Namun, Wakil Presiden MSCI, Abdulla Zaid, menegaskan perlunya kehati-hatian. Pasar privat memang menjadi tempat lahirnya banyak inovasi, tetapi transparansi menjadi tantangan besar. Investor harus memastikan bahwa dana yang mereka salurkan benar-benar digunakan untuk pengembangan solusi transisi energi.
Baca juga: India, Bintang Baru Investasi Teknologi Hijau Dunia
Sementara itu, data menunjukkan pertumbuhan pasar privat untuk investasi rendah karbon mencapai 17% dalam lima tahun terakhir, lebih tinggi dibandingkan pasar publik yang tumbuh 11,9%. Meski demikian, ukuran pasar publik masih 23 kali lebih besar, menunjukkan adanya potensi ekspansi yang signifikan di sektor privat.
Perubahan Iklim dan Respons Korporasi
Dampak nyata perubahan iklim pada tahun 2024, seperti gelombang panas ekstrem di India dan banjir besar di Eropa, telah memaksa korporasi global untuk merumuskan ulang prioritas mereka. Laporan MSCI menunjukkan bahwa risiko cuaca ekstrem kini dianggap sebagai ancaman serius terhadap ekonomi global.
Baca juga: China Kuasai 50% Energi Terbarukan Dunia pada 2030
Sebagian besar responden dalam Climate Risk Survey MSCI sepakat bahwa dampak perubahan iklim, termasuk risiko fisik seperti badai dan banjir, akan memengaruhi stabilitas ekonomi. Ketidakpastian terkait emisi masa depan semakin mendorong perusahaan untuk mengintegrasikan langkah adaptasi dalam strategi bisnis mereka.
Beberapa langkah adaptasi yang populer meliputi penggunaan obligasi hijau untuk melindungi infrastruktur penting, seperti sistem pemanenan air, penghalang banjir portabel, dan teknologi pendingin inovatif. Perusahaan seperti Watts Water Technologies dan Modine Manufacturing menjadi contoh pemain utama yang menyediakan solusi adaptasi ini.

Ketahanan Iklim, Peluang Investasi Masa Depan
MSCI mencatat lebih dari 800 perusahaan publik yang menawarkan solusi signifikan untuk ketahanan iklim. Perusahaan-perusahaan ini, yang bergerak di berbagai sektor seperti utilitas, material, dan transportasi, menunjukkan potensi besar untuk pertumbuhan pendapatan.
Namun, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa pasar belum sepenuhnya menghargai kontribusi mereka terhadap adaptasi iklim. Hal ini menciptakan peluang unik bagi investor visioner untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang sambil mendukung masa depan yang lebih hijau.
Baca juga: Indonesia, Raksasa Panas Bumi Dunia yang Belum Terbangun
Global Adaptation and Resilience Investment (GARI) Working Group bersama MSCI menyoroti pentingnya langkah-langkah konkret dalam meningkatkan ketahanan iklim. Dari perlindungan infrastruktur hingga pengembangan teknologi ramah lingkungan, adaptasi terhadap iklim bukan hanya kebutuhan, tetapi juga peluang ekonomi yang menjanjikan.
COP29 dan Harapan Baru
Hasil COP29 menjadi dasar bagi berbagai kebijakan baru, mulai dari peningkatan pendanaan untuk energi terbarukan hingga komitmen terhadap pembatasan emisi. Tahun 2025 akan menjadi awal penting dalam perjalanan panjang menuju dekarbonisasi global.
Baca juga: Indonesia Tawarkan Investasi Hijau 75 GW di COP29
Bagi para praktisi dan pemerhati keberlanjutan, ini adalah momen penting untuk mendorong transformasi sistem keuangan dan investasi. Dengan memanfaatkan tren yang ada, termasuk investasi privat dan solusi ketahanan iklim, dunia memiliki peluang nyata untuk menghadapi perubahan iklim dengan lebih tangguh. ***
- Foto: Ilustrasi/ Kaboompics/ Pexels.