DI TENGAH lonjakan permintaan energi global yang dipicu oleh digitalisasi, elektrifikasi, dan kecerdasan buatan (AI), Google kembali menunjukkan kepemimpinannya dalam solusi energi bersih. Pada 2024, raksasa teknologi ini mengimplementasikan langkah-langkah strategis untuk mendukung transisi energi dunia menuju keberlanjutan.
Bagaimana Google melakukannya? Berikut adalah inovasi mereka yang tidak hanya relevan bagi industri teknologi, tetapi juga menjadi pelajaran berharga bagi para praktisi keberlanjutan di Indonesia.
Tarif Transisi Bersih: Model Baru untuk Energi Berkelanjutan
Sebagaimana dilansir ESG News, Google memperkenalkan model clean transition rate bersama NV Energy di AS. Model ini memungkinkan investasi pada energi bersih berbasis nuklir dan panas bumi tanpa membebani konsumen. Sebagai langkah awal, mereka juga menandatangani MoU dengan Duke Energy untuk mereplikasi model ini di wilayah lain.
“Tarif ini membuka jalan bagi pendanaan inovatif yang mendukung pengembangan energi bersih tanpa meningkatkan beban ekonomi masyarakat,” kata seorang perwakilan NV Energy.
Transformasi Energi di Asia Pasifik
Dengan keterbatasan sumber daya angin dan matahari di Asia Pasifik, Google merancang solusi strategis. Bekerja sama dengan BlackRock, mereka mengembangkan kapasitas energi surya 1 GW di Taiwan. Proyek ini tidak hanya mendukung kebutuhan listrik Google, tetapi juga memberikan pasokan energi bagi industri semikonduktor.
Di lima negara lainnya di kawasan ini, Google berhasil mengubah tantangan energi menjadi peluang pertumbuhan, memperkuat posisinya sebagai pelopor inovasi energi bersih di Asia Pasifik.
Energi Nuklir Modular, Solusi untuk Masa Depan
Google memahami bahwa diversifikasi energi sangat penting untuk mencapai emisi nol bersih. Bersama Kairos Power, mereka mengembangkan reaktor nuklir modular kecil yang mampu menghasilkan 500 MW energi bersih.
Baca juga: Google dan Microsoft Beralih ke Energi Nuklir untuk Data Center, Apa Alasannya?
Reaktor ini dirancang untuk efisiensi biaya dan keberlanjutan. Pendekatan modular memungkinkan implementasi di berbagai wilayah dengan kebutuhan energi yang beragam.

Kolaborasi dengan Microsoft dan Nucor, Mempercepat Teknologi Baru
Inovasi energi tidak mungkin tercapai tanpa kolaborasi. Google bermitra dengan Microsoft dan Nucor untuk menggabungkan permintaan terhadap teknologi bersih seperti hidrogen, panas bumi, dan penyimpanan energi jangka panjang.
Baca juga: Energi Nuklir, Solusi Bersih Indonesia untuk 2032
Langkah ini mempercepat investasi global dalam teknologi dekarbonisasi. Praktisi keberlanjutan dapat belajar dari strategi ini untuk mendorong kerjasama lintas sektor di Indonesia.
Percepatan Kontrak Energi Bersih
Proses perjanjian pembelian listrik (PPA) sering menjadi hambatan dalam pengembangan energi bersih. Google mengubah ini dengan memangkas waktu eksekusi hingga 80%. Sepanjang 2024, mereka menandatangani kontrak untuk kapasitas energi bersih sebesar 3,3 GW di Amerika Utara dan Eropa.
Proses yang lebih cepat berarti implementasi yang lebih efisien, sesuatu yang perlu ditiru untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.
Baca juga: Pasar Energi Bersih Dunia Tumbuh Pesat, Indonesia Siap?
Pusat Data Berbasis Energi Bersih
Strategi terakhir Google adalah membangun pusat data yang berdekatan dengan fasilitas energi bersih. Di AS, mereka bekerja sama dengan Intersect Power dan TPG Rise Climate untuk mewujudkan proyek ini.
Penempatan strategis ini meminimalkan kebutuhan transmisi listrik dan mempercepat pengoperasian fasilitas. Indonesia, dengan tantangan geografisnya, dapat menjadikan langkah ini sebagai inspirasi untuk merancang solusi serupa di wilayah terpencil.
Pelajaran untuk Indonesia
Langkah Google di 2024 menawarkan pelajaran penting bagi Indonesia, yang menghadapi tantangan besar dalam transisi energi. Pembangunan model tarif inovatif, investasi dalam energi terbarukan, dan kolaborasi lintas sektor adalah elemen kunci yang dapat diterapkan di dalam negeri.
Baca juga: Teknologi Dunia Menuntut Listrik Hijau dari Indonesia
Di sisi lain, pendekatan berbasis data, efisiensi kontrak, dan desain infrastruktur yang strategis adalah strategi penting untuk memastikan keberhasilan transisi energi.
Google menunjukkan bahwa dengan inovasi dan kolaborasi, tantangan energi global dapat diatasi. Kini, waktunya bagi Indonesia untuk mengambil inspirasi dan melangkah lebih jauh dalam perjalanan menuju keberlanjutan energi. ***