China Luncurkan FPSO Pertama dengan Teknologi Penangkapan Karbon

CHINA kembali mencuri perhatian dunia energi dengan inovasi terbarunya. Sebuah kapal Floating Production Storage and Offloading (FPSO) yang tidak hanya berfungsi sebagai unit produksi dan penyimpanan minyak lepas pantai. Tetapi, juga dilengkapi teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS). Ini adalah yang pertama di dunia.

Kapal sepanjang 330 meter ini dirancang oleh Cosco Ocean Shipping Heavy Industry Company, perusahaan milik negara China. Dengan kapasitas produksi mencapai 120.000 barel minyak mentah per hari, FPSO ini membawa misi lebih dari sekadar eksploitasi energi. Reduksi jejak karbon menjadi fokus utama.

Transformasi Industri Minyak dan Gas

Selama ini, sektor minyak dan gas lepas pantai dikenal sebagai penyumbang utama emisi karbon global. Badan Energi Internasional (IEA) mencatat, pada 2022 saja, industri ini menghasilkan 5,1 miliar ton emisi gas rumah kaca (GRK). Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan, industri energi menghadapi tekanan untuk beradaptasi.

FPSO baru ini membawa solusi inovatif. Teknologi CCS-nya menangkap karbon dioksida (CO₂) langsung selama proses produksi, mengurangi emisi sebelum gas mencapai atmosfer. Tidak hanya itu, kapal ini juga mampu mengonversi panas dari gas buang menjadi listrik, meningkatkan efisiensi energi sekaligus meminimalkan dampak lingkungan.

Baca juga: China Bangun Ladang Surya Lepas Pantai 1 GW, Terbesar di Dunia

Langkah ini menunjukkan upaya China dalam mempercepat transisi energi, sejalan dengan target netral karbon pada 2060.

Persaingan Global dalam Teknologi FPSO Berkelanjutan

China bukan satu-satunya yang mengembangkan FPSO dengan teknologi ramah lingkungan. Perusahaan energi global juga mulai mengadopsi pendekatan serupa.

  • American Bureau of Shipping (ABS) telah menyetujui desain FPSO dengan unit produksi amonia yang dilengkapi CCS.
  • SBM Offshore, perusahaan Belanda, tengah membangun FPSO yang dirancang dengan teknologi sejenis.

Tren ini mencerminkan perubahan signifikan dalam industri minyak dan gas. Jika sebelumnya eksplorasi energi identik dengan kerusakan lingkungan, kini inovasi berkelanjutan menjadi standar baru.

China meluncurkan FPSO pertama di dunia yang dilengkapi teknologi penangkapan karbon, membuka era baru eksploitasi minyak yang lebih ramah lingkungan. Foto: X/ @XisMoments/ CCTV13.

China dan Ambisi Nol Emisi Karbon

Sebagai salah satu penghasil karbon terbesar dunia, China menghadapi tantangan besar dalam mengurangi emisi. Untuk mendukung target nol karbon pada 2060, China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) telah meluncurkan proyek penangkapan dan penyimpanan karbon di ladang minyak Enping 15-1.

Baca juga: China Bangun ‘Tembok Raksasa’ Energi Surya di Gurun Kubuqi

Proyek ini mampu menyimpan 300.000 ton CO₂ per tahun—setara dengan efek penyerapan 14 juta pohon. Keberhasilan proyek ini dapat menjadi model bagi negara lain dalam menyeimbangkan kebutuhan energi dengan mitigasi perubahan iklim.

Arah Masa Depan Industri Energi

Langkah China dalam menghadirkan FPSO berteknologi CCS menunjukkan bahwa masa depan industri minyak dan gas tidak hanya tentang eksploitasi sumber daya, tetapi juga tanggung jawab terhadap lingkungan.

Baca juga: Terobosan Dunia, Kereta Serat Karbon Pertama dari China

Teknologi ini bisa menjadi standar baru dalam industri energi global, membuka peluang bagi lebih banyak inovasi di sektor yang selama ini dikenal sebagai penyumbang besar emisi karbon.

Jika langkah ini diikuti oleh negara-negara lain, maka transisi menuju energi yang lebih bersih bisa terjadi lebih cepat. Tantangannya kini adalah bagaimana teknologi ini dapat diadopsi secara luas dan berkelanjutan. ***

  • Foto: X/ @XisMoments.

·

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *