KETAHANAN energi menjadi salah satu tantangan besar Indonesia di tengah laju pertumbuhan penduduk dan kebutuhan energi yang terus meningkat. Pemerintah kini tengah menggagas langkah strategis dengan memanfaatkan energi nuklir sebagai bagian dari solusi jangka panjang. Targetnya, pada tahun 2032, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama di Indonesia mulai beroperasi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyebut bahwa rencana ini telah menjadi salah satu agenda utama Dewan Energi Nasional (DEN). “Ini adalah langkah terobosan. Nuklir harus kita ambil sebagai bagian dari strategi ketahanan energi,” ungkap Bahlil dalam pernyataannya, Selasa (3/12/2024).
Ia menambahkan, rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang pembentukan Komite Pelaksana Program Energi Nuklir (KP2EN) hampir rampung.
Langkah ini juga sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan nuklir sebagai bagian dari diversifikasi sumber energi nasional. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi domestik, pengembangan energi nuklir harapannya dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi perubahan iklim. Sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mendukung transisi energi menuju target net zero emission (NZE) pada tahun 2060.
Baca juga: Indonesia Menuju Reaktor Nuklir, Energi Bersih Masa Depan
Mengapa Nuklir?
Energi nuklir menawarkan efisiensi yang sulit disaingi oleh sumber energi lain. Selain mampu memangkas biaya pokok penyediaan listrik, energi nuklir juga dinilai ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi karbon selama proses operasinya.
“Sebagai tahap awal, PLTN akan dibangun dengan kapasitas 250-500 megawatt. Namun, ke depan, pengembangan akan dilakukan dalam skala yang lebih besar,” jelas Bahlil.
Baca juga: Kolaborasi Indonesia-AS untuk Transisi Energi Bersih
Saat ini, bauran energi terbarukan Indonesia baru mencapai sekitar 16 persen. Pemerintah menargetkan angka ini meningkat menjadi 23 persen pada tahun 2025. Dengan masuknya energi nuklir dalam bauran tersebut, target ini diharapkan lebih mudah tercapai. Selain itu, nuklir dapat membantu memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat, terutama di wilayah dengan konsumsi energi tinggi seperti Pulau Jawa dan Sumatera.

Jalan tak Mudah tapi Bukan tak Mungkin
Meski potensi energi nuklir besar, perjalanan menuju implementasi penuh tidaklah mudah. Bahlil mengakui adanya tantangan besar, mulai dari kebutuhan teknologi yang canggih hingga pendanaan yang tidak sedikit. Sosialisasi kepada masyarakat juga menjadi hal krusial.
Masih ada kekhawatiran publik terkait keamanan teknologi nuklir, terutama mengingat beberapa insiden besar di dunia. Oleh karena itu, DEN akan melakukan pendampingan teknis dan sosialisasi kepada masyarakat untuk memastikan pemahaman yang lebih baik. “Kami ingin masyarakat memahami bahwa teknologi ini aman dan membawa manfaat besar bagi masa depan energi kita,” tambah Bahlil.
Baca juga: Pasar Energi Bersih Dunia Tumbuh Pesat, Indonesia Siap?
Dalam konteks global, Indonesia termasuk tertinggal dalam pemanfaatan energi nuklir dibandingkan negara-negara maju lainnya. Namun, dengan kebijakan yang lebih terarah serta dukungan teknologi dan pendanaan yang memadai, Bahlil optimistis langkah ini dapat memberikan kontribusi besar terhadap sistem energi nasional yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Menakar Masa Depan Energi Indonesia
Langkah ini menempatkan Indonesia di jalur yang lebih jelas menuju pengembangan energi yang lebih bersih dan terjangkau. Sebagai negara dengan populasi besar, ketahanan energi adalah prasyarat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Bank Dunia Beberkan Peluang Ekonomi Hijau Indonesia
Keberhasilan implementasi energi nuklir tidak hanya akan memperkuat ketahanan energi nasional tetapi juga membuka peluang baru di sektor penelitian, teknologi, dan pendidikan. Selain itu, pengembangan PLTN juga dapat mendorong investasi asing di sektor energi, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan daya saing global Indonesia.
Baca juga: Investor Taiwan Incar Energi Hijau Indonesia
Dengan target operasional pada tahun 2032, masa depan energi nuklir di Indonesia kini berada di persimpangan penting. Komitmen yang kuat dari pemerintah, dukungan teknologi, dan kepercayaan publik akan menjadi faktor kunci untuk memastikan keberhasilan langkah besar ini. ***
- Foto: Ilustrasi/ Pixabay/ Pexels.