PERUBAHAN iklim terus menorehkan dampak nyata. Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature mengungkap fakta mencengangkan: sejak tahun 2000 hingga 2023, dunia telah kehilangan 6,542 triliun ton es dari gletser. Implikasinya? Permukaan laut global naik hampir 2 sentimeter hanya akibat pencairan gletser. Angka ini mungkin terlihat kecil, tetapi efeknya bagi masyarakat pesisir dan ekosistem sangat besar.
Dampak Nyata dari Mencairnya Gletser
Gletser adalah penyimpan air tawar terbesar di bumi. Ketika mencair dengan cepat, bukan hanya permukaan laut yang naik, tetapi pasokan air bagi miliaran orang juga terganggu. Menurut penelitian ini, rata-rata 273 miliar ton es menghilang setiap tahun—jumlah yang setara dengan kebutuhan air global selama tiga dekade.
Baca juga: Studi Baru: Arktik Diprediksi Bebas Es Laut di Musim Panas 2027
Laju pencairan juga bervariasi. Gletser di Eropa Tengah kehilangan hingga 39 persen volumenya, sementara gletser di Antarktika dan kawasan subantarktik mencair sekitar 2 persen. “Gletser adalah penanda perubahan iklim yang jelas,” ujar Profesor Noel Gourmelen dari Universitas Edinburgh, salah satu penulis utama studi tersebut.
Banjir, Krisis Air, dan Ancaman bagi Kota Pesisir
Kenaikan permukaan laut meskipun hanya beberapa sentimeter memiliki dampak besar. Setiap 1 cm kenaikan air laut berpotensi membuat 2 juta orang tambahan terdampak banjir pesisir tahunan. Kota-kota pesisir di Asia, termasuk Jakarta, Bangkok, dan Manila, berada di garis depan risiko ini.
Baca juga: Lapisan Es Antartika Mencair, Peringatan bagi Keberlanjutan Bumi
Tak hanya itu, pencairan gletser juga mengancam ketahanan air. Sekitar 2 miliar orang bergantung pada lelehan gletser sebagai sumber air bersih. Jika pencairan terus berlanjut dengan kecepatan saat ini, banyak komunitas di Himalaya, Andes, dan Alpen akan mengalami krisis air yang parah dalam beberapa dekade ke depan.

Adaptasi dan Mitigasi
Pakar iklim Andrew Shepherd dari Universitas Northumbria menegaskan bahwa tren ini harus menjadi peringatan bagi para pembuat kebijakan. “Kita harus mempercepat langkah mitigasi untuk mengurangi emisi dan menekan pemanasan global,” ujarnya.
Salah satu solusi utama adalah mempercepat transisi ke energi bersih untuk mengurangi gas rumah kaca yang mempercepat pencairan es. Selain itu, negara-negara pesisir perlu mengembangkan infrastruktur adaptasi, seperti tanggul dan sistem peringatan dini untuk mengantisipasi banjir akibat kenaikan air laut.
Baca juga: Suhu Laut 2024 Pecah Rekor, Apa Dampaknya untuk Kita?
Para ilmuwan juga mendorong peningkatan konservasi sumber daya air. Pengelolaan air yang lebih efisien, diversifikasi sumber daya air, dan investasi dalam teknologi desalinasi bisa menjadi solusi bagi wilayah yang bergantung pada lelehan gletser.
Dampak pencairan gletser tidak bisa diabaikan. Kenaikan permukaan laut, krisis air bersih, dan ancaman bagi ekosistem global menuntut aksi segera. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam menerapkan strategi mitigasi dan adaptasi akan menentukan apakah dunia mampu mengendalikan krisis ini atau justru terperosok lebih dalam. ***
- Foto: Ilustrasi/ Francesco Ungaro/ Pexels – Gletser.