Indonesia Incar Posisi Terdepan dalam Energi Panas Bumi Global

INDONESIA memiliki potensi panas bumi yang luar biasa, menjadikannya salah satu negara dengan cadangan terbesar di dunia. Hingga kini, tanah air kita telah memanfaatkan sekitar 11% dari total potensi panas bumi yang diperkirakan mencapai 24 gigawatt (GW). Dengan 40% cadangan panas bumi dunia, Indonesia menargetkan untuk mengalahkan Amerika Serikat dalam kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terpasang pada 2029.

Target Indonesia Menjadi Pemimpin Global

Ambisi Indonesia untuk menjadi negara dengan kapasitas PLTP terbesar di dunia bukanlah tanpa alasan. Saat ini, Amerika Serikat memimpin dengan kapasitas terpasang 3,6 GW, sementara Indonesia berada di posisi kedua dengan 2,68 GW.

Namun, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menargetkan penambahan 1,1 GW dalam lima tahun ke depan. Hal ini membuka peluang Indonesia untuk mendahului Amerika Serikat, terutama karena negara tersebut lebih fokus pada pemanfaatan batu bara.

Baca juga: Potensi EBT Melimpah, Mengapa Indonesia Masih Tertinggal?

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Eniya Listiani mengungkapkan bahwa dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, Indonesia akan menambah kapasitas pembangkit panas bumi sebesar 5,2 GW. Dengan dukungan kebijakan dan kolaborasi berbagai pihak, Indonesia bisa menjadi pemimpin global dalam pengembangan energi panas bumi.

Pembangunan Geothermal Island di Flores

Salah satu langkah konkret yang sedang diupayakan adalah menjadikan Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur sebagai “Geothermal Island”. Flores, yang memiliki potensi panas bumi luar biasa, diharapkan dapat menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel yang saat ini menjadi beban subsidi negara.

Baca juga: EBT Kunci Investasi di Indonesia

Menurut Eniya, panas bumi menjadi solusi terbaik karena kondisi geografis Flores yang tidak mendukung pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau panel surya.

Indonesia berambisi menjadi pemimpin dunia dalam pembangkit listrik tenaga panas bumi, dengan target kapasitas terbesar pada 2029. Foto: Ilustrasi/ Gul Isik/ Pexels.

Dengan potensi panas bumi yang melimpah, proyek ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang selama ini dibiayai oleh negara. Selain itu, Flores dapat menjadi model bagi daerah lainnya yang ingin mengembangkan energi terbarukan secara mandiri, sambil meningkatkan ketahanan energi di daerah tersebut.

Tantangan Regulasi dan Perizinan

Meski memiliki potensi besar, pengembangan energi panas bumi di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain risiko teknis, biaya yang tinggi, serta masalah regulasi dan perizinan yang sering memakan waktu bertahun-tahun.

Baca juga: EBT di Tengah Ancaman Habisnya Energi Fosil

Menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, pengembangan panas bumi memerlukan kerjasama yang lebih kuat dengan perusahaan-perusahaan global dan lembaga pendanaan internasional, terutama dari Amerika Serikat.

Selain itu, dengan teknologi baru seperti binary cycle dan Enhanced Geothermal Systems (EGS), potensi panas bumi yang sebelumnya tidak ekonomis kini menjadi lebih layak dikembangkan. Ke depan, dengan dukungan teknologi dan kemitraan yang lebih luas, Indonesia memiliki peluang untuk memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan ini, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, tetapi juga untuk mendukung transisi energi global yang lebih bersih. ***

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *