Indonesia Rencanakan Tanggul Laut 700 Km untuk Pertahankan Pesisir Utara Jawa

ISU perubahan iklim semakin mendalam, dan Indonesia menghadapi ancaman serius terhadap ketahanan pangan dan energi. Presiden Prabowo Subianto melalui Utusan Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, baru saja mengumumkan langkah besar dalam menghadapi tantangan tersebut.

Pemerintah Prabowo Subianto memutuskan untuk membangun tanggul laut raksasa yang membentang sepanjang 700 kilometer dari Banten hingga Jawa Timur. Langkah ini menjadi salah satu solusi keberlanjutan untuk melindungi lahan pertanian dan memastikan ketahanan pangan di masa depan.

Tanggul Laut, Melindungi Sawah di Pantai Utara Jawa

Program ambisius ini bertujuan untuk melindungi sawah-sawah produktif yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Wilayah tersebut telah lama menjadi salah satu lumbung pangan terbesar bagi Indonesia. Namun, perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan permukaan laut kini menjadi ancaman nyata bagi keberlanjutan sektor pertanian. Sawah-sawah yang selama ini menjadi penyedia utama pangan, seperti beras, kini terancam terendam oleh air laut yang terus naik.

Baca juga: Suhu Laut 2024 Pecah Rekor, Apa Dampaknya untuk Kita?

Hashim Djojohadikusumo menegaskan bahwa pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Presiden Prabowo Subianto telah memutuskan untuk melaksanakan program ini, yang sudah dirancang sejak era Orde Baru pada 1994. Proyek ini, meskipun sudah lama digagas, baru sekarang mendapatkan perhatian serius. Hashim mengungkapkan bahwa pembangunan tanggul laut raksasa ini diperkirakan akan memakan waktu yang cukup panjang, yakni sekitar 10 hingga 20 tahun.

Kesiapan Menghadapi Krisis Iklim, Sebuah Keberlanjutan yang Tangible

Tanggul laut ini bukan hanya sebuah proyek infrastruktur besar, tetapi juga langkah konkret dalam menghadapi krisis perubahan iklim yang kian mendalam. Pembangunannya akan menjadi upaya penting dalam melindungi sektor pertanian yang menjadi tumpuan pangan nasional. Tanpa langkah-langkah preventif, jutaan hektar sawah yang berada di pesisir Jawa akan tenggelam, mengancam keberlanjutan ketahanan pangan Indonesia.

Baca juga: Kerugian Ekonomi Akibat Perubahan Iklim, Ancaman Nyata bagi Indonesia

“Jika kita tidak bertindak sekarang, apa artinya membangun food estate di Kalimantan atau Papua jika sawah-sawah produktif di pantai utara Jawa terancam hilang?” kata Hashim. Pernyataan ini memberikan perspektif bahwa tanpa perlindungan terhadap wilayah pesisir, upaya besar lain dalam sektor pertanian, seperti food estate, akan sia-sia.

Indonesia berencana membangun tanggul laut 700 Km untuk lindungi Pesisir Utara Jawa dari dampak perubahan iklim. Foto: Ilustrasi/ Geoge Desipris/ Pexels.
Langkah Terpadu dalam Ketahanan Energi dan Pangan

Selain itu, pembangunan tanggul laut ini juga memiliki kaitan erat dengan ketahanan energi dan pangan, dua sektor yang menjadi perhatian utama pemerintah. Pembangunan tanggul laut raksasa sepanjang 700 km ini akan terhubung dengan proyek-proyek sebelumnya, termasuk tanggul pengendali banjir dan rob di Tambaklorok, Semarang, yang telah dibangun sebelumnya.

Baca juga: Suhu Laut 2024 Pecah Rekor, Apa Dampaknya untuk Kita?

Pemerintah merencanakan pembangunan ini dengan melibatkan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk memastikan pendanaan yang optimal. Ini akan menjadi bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) yang dirancang untuk meningkatkan ketahanan energi dan pangan di Indonesia pada 2025 mendatang. Tanggul laut Jakarta-Cirebon yang menjadi bagian dari proyek besar ini akan memainkan peran vital dalam menghadapi ancaman banjir rob yang semakin meluas akibat dampak perubahan iklim.

Ajak Masyarakat untuk Mendukung Keberlanjutan Proyek

Hashim mengajak masyarakat Indonesia untuk mendukung langkah pemerintah dalam mewujudkan proyek ini. Keberhasilan tanggul laut raksasa ini sangat bergantung pada dukungan masyarakat dan sektor swasta. Proyek ini bukan hanya soal perlindungan lingkungan dan pertanian, tetapi juga tentang masa depan Indonesia yang berkelanjutan. “It’s never too late,” ungkap Hashim, menekankan pentingnya tekad bersama untuk melindungi sawah-sawah yang merupakan sumber daya alam yang paling produktif dan subur.

Baca juga: Krisis Air Tanah dan Banjir Rob, Ancaman Serius Jakarta 2030

Pembangunan tanggul laut raksasa ini adalah contoh konkret upaya mitigasi perubahan iklim yang berbasis pada keberlanjutan ekosistem dan ketahanan pangan. Indonesia kini memasuki babak baru dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dengan inisiatif yang bisa menjadi model bagi negara-negara lain.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *