Investasi Energi Terbarukan Indonesia Masih Jauh dari Target

SEKTOR energi terbarukan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan, meski masih menghadapi sejumlah tantangan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa realisasi investasi untuk subsektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) pada awal Desember 2024 baru mencapai USD 1,49 miliar, setara dengan Rp24 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.110 per dolar AS). Namun, angka ini masih jauh dari target investasi yang dipatok sebesar USD 2,6 miliar pada tahun ini.

Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiyani Dewi, mengungkapkan bahwa meski belum mencapai target, sektor EBTKE telah menunjukkan kemajuan. Investasi ini merupakan fondasi penting dalam mencapai target bauran energi nasional yang lebih bersih, yang kini baru mencapai 13,93%. Eniya menargetkan proporsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional bisa naik menjadi 14,1% pada akhir tahun ini.

Proyeksi Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi Nasional

Energi baru terbarukan, meskipun berkontribusi kecil dalam bauran energi nasional, memiliki peran vital dalam mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan. Pembangkit listrik berbasis EBT, hingga Desember 2024, tercatat menghasilkan tambahan kapasitas sebesar 547,41 megawatt (MW), membawa total kapasitas pembangkit EBT Indonesia menjadi 14.110 MW.

Baca juga: Pasar Energi Bersih Dunia Tumbuh Pesat, Indonesia Siap?

Meski demikian, capaian ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan energi nasional yang terus meningkat. Pemerintah menargetkan untuk mempercepat pembangunan sektor energi terbarukan dalam lima tahun mendatang, seiring dengan kebijakan transisi energi yang lebih agresif.

Bayang Tantangan dalam Sektor EBTKE

Meskipun sektor energi terbarukan menunjukkan potensi besar, tantangan besar tetap membayangi. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya investasi yang sesuai target. Eniya menyatakan bahwa investasi sektor ini harus lebih diperbesar agar target-target ambisius pemerintah dalam transisi energi bisa tercapai. Namun, tantangan terbesar bukan hanya soal dana, melainkan juga kebijakan yang perlu lebih mendukung sektor ini agar lebih menarik bagi investor.

Baca juga: Energi Nuklir, Solusi Bersih Indonesia untuk 2032

Selain itu, masalah infrastruktur dan kesiapan teknologi juga menjadi faktor yang harus diperhatikan. Pembangunan jaringan distribusi listrik yang andal, pengembangan teknologi penyimpanan energi, dan pembaruan regulasi menjadi langkah krusial yang perlu didorong untuk mendorong sektor energi terbarukan berkembang lebih cepat.

Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang melimpah, seperti panas bumi dan lainnya. Namun, laju investasi energi terbarukan ini masih jauh dari target yang diharapkan. Foto: Mohan Nannapaneni/ Pexels.

Investasi EBT Ciptakan Kesempatan Kerja

Salah satu dampak positif dari peningkatan investasi di sektor EBTKE adalah terciptanya peluang kerja. Sebanyak 13.285 lapangan kerja hijau atau “green jobs” telah tercipta berkat investasi di sektor ini. Green jobs adalah pekerjaan yang mendukung upaya untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan, serta mendukung keberlanjutan.

Dengan meningkatnya investasi di sektor EBT, jumlah green jobs diperkirakan akan terus bertambah, membantu mengurangi angka pengangguran serta meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia.

Baca juga: Kolaborasi Indonesia-AS untuk Transisi Energi Bersih

Pemerintah Indonesia terus mendorong percepatan transisi energi untuk mencapai ketahanan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Eniya Listiyani Dewi menyampaikan bahwa salah satu strategi utama yang dijalankan adalah memastikan ketersediaan energi yang memadai dari sumber yang terbarukan, serta memastikan ketersediaan air dan pangan yang dapat mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Presiden sebelumnya Joko Widodo menegaskan pentingnya swasembada dalam tiga hal utama, yaitu pangan, energi, dan air, yang menjadi landasan bagi setiap kebijakan energi di Indonesia.

Menghadapi Target yang Terlewat

Dengan target investasi yang belum tercapai, pemerintah dan pelaku industri harus bekerja lebih keras untuk menarik lebih banyak investor, serta menciptakan kebijakan yang dapat memberikan insentif bagi pengembangan energi terbarukan. Meningkatkan transparansi, mengurangi birokrasi, dan meningkatkan dukungan teknologi dan riset akan menjadi langkah kunci dalam mengoptimalkan potensi sektor EBT.

Baca juga: Panel Surya, Primadona Baru Ekspor Indonesia

Sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam penggunaan energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara. Namun, pencapaian ini memerlukan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung transisi energi yang adil dan berkelanjutan. ***

  • Foto: PGE.Pertamina – Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *