Kekeringan, Ancaman Global yang Jadi Normal Baru

KEKERINGAN bukan lagi peristiwa langka. Dalam tiga tahun terakhir, lebih dari 30 negara telah mendeklarasikan keadaan darurat kekeringan, dari kawasan gurun hingga negara-negara yang kaya sumber daya air. Para ahli sepakat bahwa dunia harus segera mengubah pendekatan dalam menghadapi krisis ini, dari sekadar merespons menjadi bersiap dan beradaptasi.

Direktur United Nations University Institute for Water Environment Health (UNU INWEH), Kaveh Madani, menyebut kekeringan bukan lagi “anomali” atau bencana yang jarang terjadi. Sebaliknya, kekeringan telah menjadi bagian dari “new normal”, kondisi yang terus berulang dan semakin intensif.

Menurutnya, banyak wilayah kini menghadapi kekeringan sebagai kondisi permanen, bukan sekadar kejadian sementara. “Kita harus segera mengambil tindakan untuk mempersiapkan diri menghadapi kekeringan yang lebih parah dan sering terjadi,” ujar Madani dalam laporan UNCCD baru-baru ini.

Efek Domino Kekeringan

Kekeringan membawa dampak besar yang memicu serangkaian efek domino. Gelombang panas, banjir, kelaparan, hingga migrasi paksa adalah ancaman nyata. Mark Svoboda, Direktur Pusat Mitigasi Kekeringan Nasional, menjelaskan bahwa pola pikir global perlu diubah.

“Menunda tindakan hanya karena hujan sedang turun adalah kesalahan besar. Kita harus mengatasi kekeringan sebelum terjadi dan menghindari reaksi panik,” katanya.

Baca juga: Peringatan Global, Perubahan Iklim Percepat Pengeringan Sungai

Sumber daya air sangat penting bagi ketahanan pangan dunia. Tanpa air, sektor pertanian lumpuh, memicu hilangnya mata pencaharian, kelaparan, dan bahkan konflik sosial. Situasi ini menggambarkan bahwa kekeringan bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga ancaman sosial-ekonomi global.

Lebih dari Sekadar Minim Hujan

Kekeringan tidak hanya disebabkan oleh rendahnya curah hujan. Degradasi lahan dan perubahan iklim memperburuk kondisi ini. Perlakuan buruk terhadap tanah dan ekosistem menjadi pemicu utama, sehingga perlindungan dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan menjadi langkah penting untuk mengatasinya.

Baca juga: Menggugat Dana Perusak Alam di COP29

Ilmuwan senior dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Roger Pulwarty, menegaskan bahwa perencanaan lahan yang berkelanjutan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan. “Solusi berbasis alam memiliki dampak besar dalam mengurangi risiko bencana dibandingkan dengan pendekatan tradisional seperti relokasi atau penguatan infrastruktur,” jelasnya.

Lahan kering retak akibat kekeringan berkepanjangan. Degradasi lahan dan perubahan iklim memperburuk kondisi, mendesak perlunya solusi berkelanjutan. Foto: Pixabay/ Pexels.

Pemulihan lahan dan penerapan solusi berbasis alam, seperti rehabilitasi ekosistem dan reforestasi, telah terbukti efektif. Namun, investasi global dalam solusi ini masih sangat minim.

Krisis Investasi dalam Solusi Berbasis Alam

Menurut laporan dari The Nature Conservancy dan UNEP, hanya 3% dari total investasi global yang dialokasikan untuk solusi berbasis alam. Sementara itu, hampir 7 triliun dollar AS setiap tahun dialirkan ke aktivitas yang berdampak negatif pada lingkungan.

Baca juga: Krisis Air Global, Ancaman Nyata yang Harus Ditangani Segera

Perubahan ini membutuhkan pengalihan insentif dan pendanaan ke arah yang mendukung keberlanjutan. Para ahli percaya bahwa mempercepat investasi dalam solusi berbasis alam dapat membantu dunia menghadapi kekeringan dan bencana terkait lainnya dengan lebih efektif.

Adaptasi sebagai Prioritas

Di tengah ancaman kekeringan yang terus meningkat, fokus utama harus bergeser ke arah antisipasi, persiapan, dan adaptasi. Ketahanan terhadap kekeringan hanya dapat dicapai melalui kolaborasi global, inovasi, dan investasi berkelanjutan.

Dalam menghadapi “new normal” ini, langkah-langkah kecil seperti pengelolaan lahan yang bijaksana, perlindungan sumber daya air, dan penerapan solusi berbasis alam dapat menjadi langkah besar menuju masa depan yang lebih aman. ***

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *