INDONESIA memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah untuk mendukung pengembangan energi terbarukan. Dari matahari hingga air dan angin, potensi ini mampu menjadi tulang punggung transisi energi nasional. Namun, tantangan besar yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan jaringan transmisi listrik yang tidak memadai untuk mendukung distribusi energi terbarukan secara optimal.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyoroti permasalahan ini sebagai hambatan utama dalam pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). “Jaringan transmisi yang kita miliki saat ini belum dirancang untuk menjangkau lokasi-lokasi di mana sumber daya EBT berada,” ungkap Bahlil, Selasa (21/1).
Pembangunan Infrastruktur untuk Masa Depan
Kendala transmisi menjadi perhatian utama dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah menegaskan komitmennya untuk membangun jaringan transmisi baru yang dapat mendukung distribusi listrik dari pembangkit ke wilayah-wilayah yang membutuhkan. “Kita akan terus mendorong pembangunan jaringan transmisi ke depannya,” tambah Bahlil.
Baca juga: Indonesia Kunci Transisi Energi Asia Tenggara dengan Potensi Terbarukan Melimpah
Dalam rangka mempercepat transformasi ini, Presiden Prabowo Subianto baru saja meresmikan 11 proyek transmisi listrik sepanjang 739,71 kilometer sirkuit (kms) dan gardu induk dengan kapasitas 1.740 Mega Volt Ampere (MVA). Proyek ini bertujuan untuk mengalirkan listrik dari pembangkit baru ke pusat-pusat ekonomi, termasuk pabrik, smelter, kawasan industri, dan daerah strategis lainnya.
Dukungan untuk Perekonomian dan Keberlanjutan
Pembangunan jaringan transmisi ini tidak hanya meningkatkan keandalan listrik nasional tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan pasokan listrik yang lebih stabil, kawasan industri dapat beroperasi lebih optimal, dan investasi baru dapat masuk. Bahlil juga melaporkan bahwa selain pembangunan transmisi, pemerintah telah meresmikan pembangkit listrik sebesar 3,2 gigawatt.
Proyek ini menunjukkan langkah konkret Indonesia dalam mendukung agenda keberlanjutan. Dengan infrastruktur yang lebih memadai, potensi energi terbarukan diharapkan dapat dimanfaatkan secara lebih maksimal untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Tantangan yang Masih Harus Diatasi
Meski langkah maju telah diambil, tantangan besar tetap ada. Pembangunan jaringan transmisi membutuhkan investasi besar, koordinasi lintas sektor, serta perencanaan yang matang. Selain itu, terdapat kebutuhan mendesak untuk memastikan proyek ini berjalan dengan efisien dan berdampak langsung pada masyarakat.
Baca juga: Indonesia Pertimbangkan 29 Lokasi PLTN untuk Energi Bersih
Para ahli juga mengingatkan pentingnya menyeimbangkan pengembangan energi terbarukan dengan pelestarian lingkungan. Proyek transmisi harus dirancang agar tidak merusak ekosistem alami yang ada di sekitar lokasi pembangunan.
Transformasi Energi sebagai Pilar Masa Depan
Komitmen Indonesia untuk membangun infrastruktur energi yang berkelanjutan menjadi sinyal positif bagi para praktisi dan pemerhati keberlanjutan. Peningkatan jaringan transmisi bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang memastikan bahwa energi terbarukan yang dihasilkan benar-benar dapat menjangkau masyarakat di seluruh penjuru negeri.
Baca juga: Transmisi Listrik Energi Hijau Indonesia Butuh Dana Besar
Langkah ini menandakan era baru dalam transisi energi di Indonesia. Dengan memanfaatkan potensi energi terbarukan secara penuh, Indonesia tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan energi domestik tetapi juga menjadi pemain utama dalam ekonomi hijau global.
Dalam beberapa tahun mendatang, keberhasilan proyek-proyek ini akan menjadi tolok ukur seberapa jauh Indonesia mampu mengatasi kendala struktural dalam transformasi energinya. Masa depan energi nasional yang lebih bersih dan berkelanjutan kini bergantung pada bagaimana visi ini diwujudkan secara nyata. ***
- Foto: Ilustrasi/ Brett Sayles/ Pexels.