Mempercepat Ekonomi Karbon, Langkah Strategis Keberlanjutan Indonesia

MENTERI Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat penerapan nilai ekonomi karbon di Indonesia. Kebijakan ini menjadi krusial dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak.

Dalam sebuah pernyataan setelah serah terima jabatan pada 22 Oktober 2024, Hanif menyampaikan bahwa penetapan batas atas emisi menjadi langkah awal yang segera akan diimplementasikan.

Kebijakan Emisi Karbon yang Jelas

Setiap pelaku usaha akan diwajibkan untuk mengurangi jejak emisi karbon mereka di bawah batas yang ditetapkan. Hal ini tidak hanya akan mendorong perusahaan untuk beroperasi lebih berkelanjutan, tetapi juga menciptakan insentif untuk berinvestasi dalam teknologi yang lebih bersih.

Pelaku usaha dapat membeli sertifikat karbon melalui Bursa Karbon Indonesia untuk mengimbangi emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari kegiatan operasional mereka. Namun, saat ini perdagangan di Bursa Karbon Indonesia masih stagnan dan nilai transaksinya sangat kecil.

Potensi Ekonomi Karbon yang Besar

Hanif menyoroti bahwa potensi ekonomi karbon di Indonesia sangat besar. Oleh karena itu, pemerintah berencana untuk mengambil langkah strategis dalam implementasi nilai ekonomi karbon.

Baca juga: Dinamika Pajak Karbon Indonesia: Ambisi Besar, Langkah Tertahan

Di antara langkah tersebut adalah evaluasi mendalam tentang perdagangan karbon dan pengenalan program carbon offset, yang memungkinkan individu dan perusahaan berpartisipasi dalam investasi proyek lingkungan global.

Prioritas Pelestarian Lingkungan

Kepastian dalam pelestarian lingkungan hidup menjadi prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Pelestarian ini diharapkan dapat menjamin daya dukung alam yang sehat untuk generasi mendatang.

Pemerintah menargetkan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, percepatan target net zero emission (NZE), serta penurunan jejak karbon secara signifikan.

Inovasi Bioplastik sebagai Solusi

Selain kebijakan emisi karbon, pemerintah juga mendorong penggunaan teknologi bioplastik sebagai alternatif terhadap plastik konvensional yang berbahan baku minyak bumi. Bioplastik, yang terbuat dari tanaman dan material biologis lain, menawarkan solusi ramah lingkungan yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Dengan menggunakan lemak dan minyak sayuran, tepung jagung, dan serbuk kayu, bioplastik tidak hanya berfungsi sebagai pengganti, tetapi juga dapat terurai oleh mikroba, sehingga memperkecil jejak limbah.

Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Dengan langkah-langkah yang jelas dan komprehensif ini, Indonesia menunjukkan keseriusan dalam berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan. Implementasi nilai ekonomi karbon, dukungan terhadap perdagangan karbon, serta inovasi bioplastik adalah beberapa upaya yang diharapkan dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Melalui kebijakan ini, diharapkan sektor-sektor ekonomi dapat bertransformasi menjadi lebih ramah lingkungan, memberikan dampak positif bagi masyarakat dan ekosistem di Tanah Air. ***

Foto: Aprillio Akbar/ Antara.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *