SAAT sebagian besar wilayah di Eropa dan Amerika Utara bergelut dengan gelombang panas yang membakar aspal dan mengancam kesehatan publik, situasi berbanding terbalik justru terjadi di Amerika Selatan. Di belahan bumi ini, suhu anjlok drastis, menghadirkan musim dingin yang jauh lebih ekstrem dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa perubahan iklim tidak hanya membuat dunia semakin panas, tapi juga semakin tidak menentu.
Dingin Mencengkeram Buenos Aires
Di Buenos Aires, ibu kota Argentina, udara dingin menyergap penduduk dengan suhu di bawah nol derajat Celsius. Suatu hal yang jarang terjadi bahkan pada puncak musim dingin. Pagi hari disambut mobil-mobil yang diselimuti es, sementara warga berjuang menghangatkan tubuh dengan jaket berlapis dan minuman panas. “Di sini hawa dingin membunuh Anda, benar-benar membunuh,” kata Gael Larrosa, seorang mahasiswa, mengutip media lokal.
Baca juga: Musim Panas Terpanas di Eropa, Alarm Darurat Iklim Global
Namun, Argentina bukan satu-satunya negara yang terdampak. Cuaca ekstrem juga melanda Chili, Uruguay, Bolivia, hingga Paraguay. Hembusan udara kutub dari Antartika memicu salju yang tak terduga di berbagai kawasan. Banyak rumah dan bangunan yang tidak didesain untuk suhu ekstrem ini, membuat jutaan orang rentan terhadap dampaknya.
Kekacauan Transportasi dan Wisata
Cuaca dingin yang datang tiba-tiba juga memicu kekacauan di sektor transportasi. Beberapa bandara besar di Brasil seperti Sao Paulo dan Rio de Janeiro terpaksa membatalkan puluhan penerbangan akibat badai salju, angin kencang, dan jarak pandang yang menurun. Laporan Travel and Tour World menyebutkan bahwa ribuan penumpang terlantar, sementara maskapai menghadapi tantangan operasional besar.
Baca juga: Es Abadi Puncak Jayawijaya akan Punah 2026, Alarm Krisis Iklim
Puerto Natales di Chili mencatat suhu ekstrem -15,7°C, hampir 14 derajat di bawah rata-rata musim dingin. Wilayah selatan Amerika Selatan juga mencatat penurunan suhu hingga 15°C di bawah normal. Peristiwa ini memicu peringatan cuaca beku di sejumlah negara. Dampaknya tidak hanya dirasakan manusia, tetapi juga menghantam sektor pertanian. Tanaman yang belum siap menghadapi dingin membeku, memperbesar risiko gagal panen.
Dunia yang Kian Tak Terduga
Di saat yang sama, kota-kota di Amerika Serikat seperti Phoenix, Dallas, hingga Las Vegas mengalami gelombang panas berkepanjangan. Kombinasi suhu tinggi dan urban heat island memperparah risiko kesehatan publik. Pemerintah setempat mengeluarkan peringatan darurat iklim karena lonjakan suhu yang berkepanjangan dan lebih awal dari biasanya.

Fenomena ini mencerminkan wajah baru dari krisis iklim: ekstrem di dua kutub. Jika dahulu perubahan iklim identik dengan kenaikan suhu global, kini ia hadir dalam bentuk ketidakpastian. Dari banjir bandang di Asia hingga musim dingin ekstrem di belahan selatan, perubahan iklim membentang lintas zona dan sektor.
Kondisi ini memerlukan respons global yang tidak lagi hanya berfokus pada pengurangan emisi, tetapi juga adaptasi sistemik. Termasuk infrastruktur tahan cuaca ekstrem, sistem peringatan dini, dan perlindungan bagi kelompok rentan. Dunia tidak hanya memanas, tapi juga menjadi lebih tak terduga. ***
- Foto: Ilustrasi/ Samer Daboul/ Pexels.