BANK of England (BoE) merilis kerangka pengawasan risiko iklim paling komprehensif sejak 2019. Kebijakan baru bertajuk Supervisory Statement 4/25 ini langsung berlaku dan menandai perubahan besar dalam cara bank serta perusahaan asuransi memahami dan mengelola dampak finansial dari krisis iklim yang makin tidak menentu.
Regulator melihat satu pola konsisten. Risiko iklim meningkat lebih cepat dibanding kesiapan sistem keuangan. Selama lima tahun terakhir, banyak lembaga keuangan memang membangun kemampuan internal. Namun, laporan-laporan industri, termasuk yang dicatat ESG News, menunjukkan masih adanya celah material yang dapat mengancam stabilitas pasar bila dibiarkan.
Governance Menguat, Skenario Wajib
BoE kini mengharuskan pengawasan risiko iklim berada langsung di tingkat dewan. Dewan direksi dan manajemen senior wajib menunjukkan struktur pengambilan keputusan yang jelas, mekanisme tantangan internal, serta eskalasi risiko yang fungsional. Risiko iklim tidak lagi boleh diperlakukan sebagai isu tematik yang berdiri sendiri.
Perubahan signifikan juga terjadi pada scenario analysis. Jika sebelumnya bersifat eksploratif, kini regulator mewajibkan lembaga keuangan membuktikan bagaimana hasil skenario memengaruhi strategi bisnis, perencanaan neraca, alokasi kredit, hingga underwriting. Asumsi harus transparan, dan keputusan manajemen perlu menunjukkan hubungan langsung dengan proyeksi risiko jangka panjang.
Baca juga: OJK Kuatkan Peta Jalan Hijau, Taksonomi Baru dan Aturan Risiko Iklim Menanti 2027
Di saat yang sama, kualitas data diperlakukan sebagai risiko yang berdiri sendiri. Lembaga keuangan diminta menilai kedalaman, ketepatan, dan celah pada seluruh data iklim yang mereka gunakan. Kekurangan data tidak lagi dianggap sebagai kendala struktural, tetapi sebagai kelemahan manajerial yang harus diperbaiki.
Regulator juga meningkatkan standar pengungkapan risiko iklim agar laporan yang diterbitkan bank dan perusahaan asuransi lebih mudah dibandingkan, terutama untuk membantu pasar menilai eksposur iklim dan peluang investasi pada sektor adaptasi dan energi bersih.
Proporsional, Namun Tidak Opsional
BoE mengakui bahwa sensitivitas risiko iklim tidak selalu berkaitan dengan ukuran lembaga. Eksposur lebih sering ditentukan oleh model bisnis dan geografi operasi. Karena itu, pendekatan proporsional tetap disediakan. Firma kecil boleh menggunakan metode yang lebih sederhana, selama mampu menangkap risiko secara material.

Setiap institusi harus segera melakukan penilaian kesiapan internal, mengidentifikasi kelemahan, dan menyusun rencana perbaikan. Pengawas diperkirakan memberi waktu enam bulan sebelum meminta bukti implementasi. Tetapi sinyal regulator jelas, kepatuhan pasif tidak lagi cukup.
Baca juga: Bank Mandiri Perkuat Ekosistem Energi Terbarukan Indonesia
BoE juga memberi fleksibilitas untuk skenario jangka panjang yang sulit dikuantifikasi. Lembaga keuangan boleh menggunakan pendekatan naratif selama mampu menjelaskan implikasi risiko pada strategi dan modal.
Dampak untuk Direksi, Investor, dan Stabilitas Sistem Keuangan
Untuk dewan direksi, pesan BoE tidak berlapis. Risiko iklim harus menempel pada inti strategi dan perencanaan modal. Dampaknya harus terlihat dalam alokasi aset, penentuan buffer likuiditas, arah underwriting, dan keputusan keterlibatan klien.
Investor akan mendapatkan manfaat dari transparansi yang meningkat. Dengan data yang lebih rinci dan laporan yang lebih konsisten, risiko iklim pada portofolio bank dan perusahaan asuransi dapat dipetakan lebih akurat. Ini juga dapat mendorong permintaan data emisi yang lebih granular dalam pembiayaan korporasi.
Baca juga: NZBA Bubar, Kredibilitas Transisi Hijau Kini Bertumpu pada Regulasi dan Pasar
Pada tingkat global, kebijakan ini memperkuat posisi London sebagai pusat keuangan yang bergerak cepat mengintegrasikan risiko iklim ke dalam regulasi prudensial. Dengan Uni Eropa dan yurisdiksi lain mengambil langkah serupa, lembaga lintas negara perlu menyelaraskan sistem manajemen risikonya agar sesuai dengan ekspektasi baru.
Regulasi ini sudah aktif. Ekspektasi sudah terang. Dan kecepatan adaptasi akan menentukan siapa yang memimpin arus modal di era risiko iklim yang semakin nyata. ***
- Foto: Joaquin Carfagna/ Pexels – Pusat keuangan London, rumah bagi Bank of England yang baru memperketat standar pengawasan risiko iklim untuk industri keuangan. Kebijakan baru ini memperkuat tata kelola, pemodelan skenario, dan kualitas data lembaga keuangan.


