PERUBAHAN iklim dan tantangan keamanan energi kini menjadi fokus utama dunia. Di tengah urgensi ini, China muncul sebagai pemimpin global dalam transisi menuju energi terbarukan, terutama di sektor tenaga surya. Berdasarkan laporan terbaru Badan Energi Internasional (IEA) tahun 2024, China diproyeksikan akan menguasai lebih dari 50% produksi energi terbarukan dunia pada 2030, dengan energi surya sebagai tulang punggung revolusi ini.
Lompatan besar ini tak lepas dari dukungan pemerintah China, inovasi teknologi, dan investasi besar-besaran yang secara signifikan mempercepat pengembangan infrastruktur energi hijau.
Dominasi Energi Surya Global
Energi surya telah menjadi simbol transformasi energi global. Diperkirakan, 80% energi hijau baru di dunia pada akhir dekade ini akan didorong oleh tenaga surya. China, sebagai pemain utama, memegang kendali atas lebih dari 60% proyek energi terbarukan yang sedang berjalan di seluruh dunia.
Baca juga: China Bangun Ladang Surya Lepas Pantai 1 GW, Terbesar di Dunia
Sebagai pemimpin dalam produksi panel surya fotovoltaik (PV), China memproduksi lebih dari 80% panel surya dunia. Infrastruktur yang masif, seperti Taman Surya Gurun Tengger, yang mampu memberi daya pada 600.000 rumah, menjadi contoh nyata betapa seriusnya negara ini dalam transisi energi.
Efisiensi biaya dan teknologi canggih juga menjadi kunci keberhasilan China. Sistem penyimpanan baterai untuk panel surya yang semakin efektif memperkuat daya saing energi terbarukan dibandingkan dengan bahan bakar fosil.

Peran Pemerintah yang Kuat
Dukungan pemerintah China menjadi pendorong utama transisi energi ini. Melalui Rencana Lima Tahun ke-14, negara ini menargetkan 33% pembangkit listrik berasal dari energi terbarukan pada 2025. Target ambisius ini disertai dengan insentif yang menarik, termasuk subsidi dan kebijakan yang memudahkan investasi swasta dalam energi hijau.
Baca juga: China Bangun ‘Tembok Raksasa’ Energi Surya di Gurun Kubuqi
Kebijakan ini bukan hanya mempercepat transisi energi di dalam negeri, tetapi juga memperkuat posisi China sebagai eksportir utama teknologi energi terbarukan. Dengan menyediakan teknologi surya yang lebih murah dan efisien, China membantu menurunkan biaya global untuk tenaga surya dan meningkatkan aksesibilitas di berbagai negara.
Transformasi Pasar Energi Global
Dominasi China di sektor energi terbarukan membawa dampak besar bagi pasar global. Dengan ekspor teknologi surya yang terus meningkat, negara ini membentuk dinamika baru dalam transisi energi dunia. Selain mengurangi ketergantungan pada batu bara, China juga menjadi pemicu utama perubahan pola konsumsi energi di berbagai negara.
Di sisi lain, China tidak hanya berfokus pada tenaga surya. Negara ini juga mengalokasikan sumber daya untuk mengembangkan energi panas bumi, hidro, dan angin sebagai bagian dari strategi diversifikasi energi terbarukan.
Masa Depan yang Berkelanjutan
China menunjukkan bahwa transisi energi tidak hanya tentang mitigasi perubahan iklim, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru. Dengan investasi berkelanjutan, inovasi teknologi, dan komitmen pemerintah, China berada di jalur yang tepat untuk memimpin dunia menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: Indonesia, Raksasa Panas Bumi Dunia yang Belum Terbangun
Namun, langkah ini juga mengingatkan kita akan pentingnya kolaborasi global. Transformasi besar seperti ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat global.
Sebagai salah satu produsen emisi karbon terbesar, komitmen China untuk beralih ke energi terbarukan adalah sinyal positif bagi dunia. Jika negara lain mengikuti jejak ini, transisi menuju energi hijau bukan hanya mimpi, tetapi sebuah kenyataan yang dapat dicapai. ***
- Foto: X/ @pretentiouswhat – Proyek Solar PV dan penyimpanan energi Shenzhen Energy di gurun Xinjiang, China.