India Rilis Taksonomi Keuangan Iklim, Langkah Tegas Hindari Greenwashing

INDIA mengambil langkah strategis menuju masa depan rendah karbon. Melalui Kementerian Keuangan, negara ekonomi terbesar ketiga di Asia ini resmi merilis draf Taksonomi Keuangan Iklim, sebuah sistem klasifikasi yang dirancang untuk mengarahkan investasi ke sektor ramah lingkungan. Langkah ini menandai komitmen serius India dalam mencapai Net Zero Emission pada 2070.

Taksonomi ini bukan sekadar daftar hijau. Ia berfungsi sebagai kompas bagi pelaku pasar dan investor untuk mengenali aktivitas ekonomi yang sejalan dengan ambisi iklim India. Dengan kerangka ini, India juga berupaya keras menghindari praktik greenwashing, yaitu pencitraan hijau tanpa dampak nyata terhadap pengurangan emisi.

Mengalirkan Modal ke Arah yang Benar

Kementerian Keuangan memperkirakan bahwa India membutuhkan setidaknya 2,5 triliun dolar AS untuk memenuhi target iklimnya pada 2030. Angka ini menandai kebutuhan besar akan modal, baik dari dalam negeri maupun luar. Draf taksonomi ini menjadi salah satu instrumen penting untuk mendorong mobilisasi dana tersebut, khususnya ke aktivitas dan teknologi rendah karbon.

Baca juga: Tren Investasi Hijau 2025, Adaptasi Iklim Jadi Prioritas

“Taksonomi ini memungkinkan tercapainya visi Net Zero 2070 dan menjamin akses energi terjangkau serta andal dalam jangka panjang,” tulis kementerian dalam pernyataan resminya seperti dilansir ESG Today, 10 Mei 2025.

Dua Kategori, Satu Tujuan

Berbeda dari pendekatan yang serba hitam-putih, India membagi kegiatan ekonomi dalam dua kategori besar:

  1. Kategori Mendukung Iklim
    Meliputi aktivitas yang secara langsung berkontribusi pada mitigasi atau adaptasi perubahan iklim, termasuk riset dan inovasi teknologi bersih.
  2. Kategori Mendukung Transisi
    Ditujukan untuk aktivitas yang belum sepenuhnya bebas emisi, tetapi berpotensi mengurangi emisi secara signifikan. Fokus utamanya adalah sektor padat karbon seperti besi, baja, dan semen.

Baca juga: Portofolio Hijau Jadi Primadona Investor Muda dan Kaya

Tak hanya industri berat, sektor seperti kelistrikan, transportasi, pertanian, bangunan, dan ketahanan air juga menjadi prioritas awal dalam implementasi taksonomi ini.

India merilis draf Taksonomi Keuangan Iklim untuk memandu investasi ke sektor hijau dan mencegah praktik greenwashing. Foto: Soubhagya Maharana/ Pexels.

Transparan dan Terbuka untuk Publik

Kerangka taksonomi ini dilengkapi dengan prinsip klasifikasi, pendekatan teknis, dan lampiran sektoral. Pemerintah juga membuka ruang konsultasi publik hingga 25 Juni 2025, sebuah langkah yang menandai komitmen terhadap partisipasi luas.

Baca juga: CIF Terbitkan Obligasi Iklim untuk Transisi Energi Bersih

Dengan bergabungnya India ke dalam klub negara-negara seperti Uni Eropa, Kanada, Inggris, Singapura, dan Australia yang lebih dulu mengadopsi sistem serupa, maka panggung keuangan iklim global semakin solid. Taksonomi ini mempertegas bahwa transisi energi tidak cukup hanya dengan narasi; ia membutuhkan instrumen yang konkret, kredibel, dan terukur.

Makna Strategis bagi Kawasan

Bagi Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya, langkah India ini memberi inspirasi. Pendekatan taksonomi bisa menjadi alat penting dalam menyelaraskan investasi dengan agenda keberlanjutan, sekaligus menjaga integritas sistem keuangan hijau.

Dengan kebutuhan investasi iklim yang terus meningkat, sistem klasifikasi semacam ini dapat berfungsi sebagai jembatan antara sektor publik dan swasta, mempercepat transisi menuju masa depan yang berketahanan iklim. ***

  • Foto: Ilustrasi/ Darshak Pandya/ Pexels – Kuil Emas (Harmandir Sahib), di Amritsar, negara bagian Punjab, barat laut India.
Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *