PEMBANGUNAN lift kaca setinggi 182 meter di tebing curam Pantai Kelingking, Nusa Penida, Bali, kini terhenti. Proyek senilai Rp200 miliar itu dihentikan sementara oleh Satpol PP Provinsi Bali setelah hasil inspeksi DPRD melalui Panitia Khusus Tata Ruang, Aset, dan Perizinan (TRAP) menemukan sejumlah pelanggaran.
Langkah ini menjadi babak baru dalam perdebatan panjang antara ambisi pariwisata dan pelestarian alam Bali, dua hal yang semakin sulit dipertemukan.
Polemik di Tebing Ikonik
Pantai Kelingking selama ini dikenal sebagai ikon wisata dunia dengan formasi tebing menyerupai kepala T-Rex dan panorama laut biru kehijauan. Namun proyek lift kaca di sisi tebing itu memicu kemarahan publik setelah visual struktur besi dan kaca yang menjulang tinggi beredar di media sosial.
Kepala Satpol PP Bali, I Dewa Nyoman Dharmadi, menegaskan bahwa penghentian dilakukan karena temuan ketidaksesuaian izin dan potensi pelanggaran teknis.
Baca juga: Bayang-bayang Overtourism, Mampukah Bali Temukan Jalan Pariwisata Berkelanjutan?
“Secara administrasi OSS memang sebagian besar sudah lengkap, tetapi masih ada yang perlu dilengkapi. Bahkan material yang digunakan belum sesuai rekomendasi Kementerian Ketenagakerjaan,” ujarnya (31/10/2025).
Dharmadi menegaskan, Pemprov Bali tidak menolak investasi asing, namun investasi harus sejalan dengan prinsip kelestarian lingkungan. “Tanpa lift pun, Pantai Kelingking tetap menarik,” katanya tegas.

Izin, Estetika, dan Etika Pembangunan
Bupati Klungkung I Made Satria menyebut bahwa proyek tersebut telah memiliki izin sejak 2023, jauh sebelum ia menjabat. Ia juga mengakui bahwa sosialisasi dengan warga setempat sudah dilakukan. Namun, kehadiran struktur kaca di tebing suci yang selama ini menjadi ruang spiritual dan alami warga Nusa Penida dianggap menyalahi etika pembangunan pariwisata Bali.
“Prosesnya sudah berjalan lama, tapi memang perlu dikaji ulang,” kata Satria, menyinggung arahan dari Gubernur Wayan Koster untuk melakukan evaluasi menyeluruh.
Baca juga: DAS Ayung Kritis, Bagaimana Bali Menjaga Pulau Kecil dari Dampak Iklim Besar?
Dari sisi investor, PT Bina Nusa Properti yang menggandeng mitra asal Tiongkok menegaskan bahwa semua izin dan pembayaran retribusi daerah telah dipenuhi. “Proyek ini bukan hanya lift, tapi juga kawasan vila dan restoran senilai total Rp200 miliar,” ujar Direktur I Komang Suantara.
Sustainability dan Identitas Lokal
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ikut menanggapi polemik ini. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hariyanto, menegaskan pihaknya mengawal proses pembangunan sejak tahap perencanaan pada 2023 untuk memastikan kesesuaiannya dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
“Kami mengimbau pengembang menerapkan konstruksi hijau, memanfaatkan energi terbarukan, dan menjaga kondisi lingkungan,” katanya. Ia juga menekankan pentingnya menjaga keaslian daya tarik wisata serta filosofi budaya lokal agar tidak hilang oleh industrialisasi pariwisata.

Kemenparekraf mencatat peningkatan kunjungan wisatawan ke Nusa Penida dari 714 ribu pada 2023 menjadi 1,1 juta pada 2024. Meski demikian, angka ini belum tentu menjadi pembenaran untuk mengorbankan lanskap alam dan identitas spiritual Pulau Dewata.
Antara Aksesibilitas dan Keaslian
Lift kaca mungkin memudahkan wisatawan mencapai pantai yang selama ini sulit diakses. Namun bagi banyak pihak, aksesibilitas tidak seharusnya mengorbankan keaslian alam dan nilai-nilai budaya Bali yang menjadi daya tarik utama pulau ini.
Baca juga: Krisis Tata Kelola di Tengah Ambisi Pariwisata Berkelanjutan
Kelingking kini menjadi simbol benturan dua paradigma, pariwisata massal yang menuntut kenyamanan versus pariwisata berkelanjutan yang menuntut keseimbangan.
Pertanyaannya kini bukan sekadar apakah lift itu aman atau tidak, melainkan apakah Bali siap menukar keindahan alamnya demi kemudahan manusia? ***
- Foto: Pexels/ @balitimeline – Perbandingan visual Pantai Kelingking di Nusa Penida, Bali. Sisi kiri menampilkan keindahan alaminya sebelum adanya pembangunan lift kaca, sedangkan sisi kanan memperlihatkan struktur lift kaca yang sedang dibangun di tebing pantai.


