ExxonMobil Investasi Besar untuk Penyimpanan Karbon di Indonesia

INDUSTRI energi global semakin fokus pada pengembangan teknologi yang mendukung keberlanjutan. Di Indonesia, salah satu langkah konkret datang dari ExxonMobil yang baru saja menandatangani komitmen investasi sebesar US$15 miliar (sekitar Rp243 triliun) untuk membangun proyek penyimpanan karbon (carbon capture storage/CCS) yang monumental.

Ini merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan memperkuat ekonomi berkelanjutan.

Penyimpanan Karbon, Langkah Menuju Emisi Nol

ExxonMobil merencanakan pembangunan fasilitas CCS yang akan terletak di Laut Jawa. Proyek ini bertujuan untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida (CO2) dalam jumlah besar, yang diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 90 persen. Kegiatan ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2060.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa proyek CCS ini akan memberikan kontribusi besar dalam upaya penciptaan lapangan pekerjaan. “Ini adalah bagian dari kebijakan hilirisasi yang diusung Presiden, sekaligus komitmen untuk pembangunan berkelanjutan,” ujarnya dalam acara penandatanganan MoU pada Rabu (22/1) di Jakarta.

Baca juga: Bumi Makin Panas, Tanah Melepaskan Lebih Banyak Karbon

Teknologi CCS, yang dianggap sebagai salah satu solusi inovatif dalam mengatasi krisis iklim, kini menjadi lebih nyata dengan hadirnya proyek besar ini. Indonesia sendiri memiliki potensi besar untuk mengembangkan teknologi ini, berkat sumber daya alamnya yang melimpah.

Investasi Dua Tahap, Dari Penyimpanan Karbon ke Petrokimia

Rencana investasi ExxonMobil di Indonesia akan dilaksanakan dalam dua tahap besar. Tahap pertama mencakup pembangunan fasilitas penyimpanan karbon yang berkapasitas hingga 3 juta ton CO2 per tahun. Lokasi proyek ini akan berada di sekitar Sunda Asri, kawasan yang saat ini tengah dipertimbangkan untuk menjadi pusat infrastruktur CCS terbesar di Indonesia.

Tahap kedua berfokus pada pembangunan pabrik petrokimia di lahan seluas 500 hektare. Pabrik ini akan menghasilkan produk petrokimia yang diperlukan untuk berbagai sektor industri, memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dan menciptakan ribuan lapangan pekerjaan baru.

Baca juga: FOLU, Raja Karbon Indonesia di Pasar Global

Sekretaris Menko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menjelaskan bahwa kedua proyek ini akan melibatkan pengembangan infrastruktur yang sangat besar dan memberikan dampak jangka panjang bagi ekonomi dan keberlanjutan Indonesia. Ia menambahkan bahwa proyek CCS ini dapat menjadi yang pertama di Indonesia dengan kapasitas penyimpanan yang besar.

ExxonMobil menandatangani komitmen investasi US$15 miliar untuk proyek penyimpanan karbon di Indonesia, mendukung ekonomi hijau dan pengurangan emisi. Video: X/ @PerekonimianRI
Langkah Maju bagi Indonesia

Proyek ExxonMobil ini menjadi bagian penting dalam transisi Indonesia menuju ekonomi hijau yang lebih berkelanjutan. Penyimpanan karbon berperan sebagai solusi jangka panjang untuk mengurangi dampak perubahan iklim tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi.

Kerja sama ini juga membuka peluang bagi pengembangan lebih lanjut dari teknologi CCS di Indonesia, yang dapat menarik investasi asing lainnya dalam sektor energi dan keberlanjutan. Keberhasilan proyek ini akan menjadi model untuk negara-negara berkembang lainnya yang berupaya mengurangi emisi sambil memperkuat sektor energi mereka.

Baca juga: Obligasi Hijau dan Sosial, Rekor Baru Utang Berkelanjutan di 2025

Selanjutnya, pembentukan satuan tugas antara pemerintah Indonesia dan ExxonMobil akan mempercepat proses perencanaan dan realisasi proyek tersebut. Proyek ini direncanakan untuk dilaksanakan dalam beberapa tahun ke depan, dengan ekspektasi bahwa tahap pertama akan selesai dalam waktu 10 tahun.

Dengan investasi besar ini, ExxonMobil tidak hanya berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih hijau, serta penciptaan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan. ***

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *