INDIA kini menarik perhatian dunia sebagai tujuan utama investasi teknologi hijau, melampaui China dalam beberapa bulan terakhir. Menurut data BloombergNEF, pada kuartal III/2024, India menerima aliran investasi hijau sebesar USD 2,4 miliar, jauh di atas China yang hanya mencapai USD 500 juta. Amerika Serikat tetap memimpin dengan total investasi USD 3,7 miliar.
Lonjakan ini didorong oleh kebijakan progresif pemerintah India yang berfokus pada energi terbarukan dan penguatan manufaktur hijau. Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi gencar mendorong transisi energi bersih, menjadikan India salah satu negara dengan laju ekspansi energi terbarukan tercepat di dunia.
Langkah Strategis Mendorong Investasi
India telah memperkenalkan serangkaian kebijakan untuk menarik investor. Salah satu langkah yang menonjol adalah peluncuran berbagai proyek energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya dan kendaraan listrik. Badan Energi Internasional memproyeksikan bahwa India akan memimpin pertumbuhan energi terbarukan di antara ekonomi utama hingga 2030.
Bahkan, pasar modal India kini diramaikan oleh perusahaan-perusahaan energi hijau. Contohnya, Waaree Energies Ltd., produsen panel surya, dan Ola Electric Mobility Ltd., produsen skuter listrik, telah melantai di bursa saham. Saham NTPC Green Energy Ltd. pun melonjak lebih dari 30% sejak debutnya pada bulan lalu.
Baca juga: Kereta Hidrogen, Babak Baru Transportasi Berkelanjutan di India
“Iklim adalah topik terpanas dalam investasi ventura saat ini,” ujar Kepala Teknologi dan Telekomunikasi di British International Investment Plc (BII), Abhinav Sinha.
Lembaga pembiayaan pembangunan pemerintah Inggris itu telah mengalokasikan setidaknya USD 1 miliar untuk proyek terkait iklim di India hingga 2026.
Startup Hijau dan Tantangan Pendanaan
Di balik berita positif ini, startup hijau di India masih menghadapi tantangan besar. Dari sekitar 800 startup yang berfokus pada iklim, hanya 25% yang berhasil mendapatkan pendanaan dalam satu dekade terakhir, dengan total investasi mencapai USD 3,6 miliar. Angka ini masih jauh dibandingkan USD 19 miliar yang diterima sektor fintech dalam periode yang sama.

Kekurangan pendanaan tahap pertumbuhan menjadi salah satu kendala utama. “Startup hijau harus menunjukkan kemajuan yang signifikan untuk menarik investor,” kata CEO Kazam, Akshay Shekhar. Kazam adalah startup penyedia solusi pengisian daya kendaraan listrik.
Baca juga: Swiss Ubah Rel Kereta Jadi Sumber Energi Hijau
Namun, pasar teknologi hijau India terus berkembang pesat. Upaya kolektif untuk mengurangi polusi menjadi prioritas, mengingat India adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia setelah China dan Amerika Serikat.
Masa Depan Ambisius Teknologi Hijau India
Meski mencatat capaian besar, India masih harus berjuang untuk mempercepat target net zero emissions dari 2070 menjadi 2050. BloombergNEF memperkirakan bahwa India membutuhkan investasi hingga USD 12,4 triliun untuk mencapai target tersebut.
“Jumlah investasi yang masuk saat ini ibarat genangan air, sedangkan kebutuhan kita adalah lautan modal,” ungkap CEO Eversource Capital, Dhanpal Jhaveri.
Baca juga: Fotovoltaik Semprot: Dinding Rumah Bisa Jadi Sumber Listrik
India memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin global dalam transisi energi bersih. Kebijakan yang konsisten, dukungan investor, dan inovasi teknologi hijau diharapkan mampu mendorong negara ini menjadi salah satu kekuatan utama dalam upaya melawan perubahan iklim. ***
- Foto: X/ @eodbnews – Kereta hidrogen pertama India, simbol kemajuan teknologi hijau negara ini, mempercepat transisi menuju energi bersih dan mendukung komitmen India untuk mengurangi emisi karbon.