INDONESIA, sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, menghadapi tantangan besar dalam upayanya untuk beralih dari energi fosil ke energi terbarukan.
Dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan. Namun, perjalanan menuju transisi energi yang berkelanjutan tidaklah mudah.
Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana kebijakan, infrastruktur, dan investasi berperan dalam upaya ini. Sekaligus bagaimana langkah-langkah ini dapat mendukung masa depan yang lebih hijau.
Target Energi Terbarukan: Ambisi yang Menantang
Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mencapai 23% energi terbarukan dalam bauran energi nasional pada tahun 2025. Hal ini tercantum dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Target ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030. Sesuai dengan Nationally Determined Contribution (NDC) yang diajukan ke UNFCCC.
Namun, realisasi target ini masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal pendanaan dan pengembangan infrastruktur.
Baca juga: Indonesia, Raksasa Panas Bumi Dunia yang Belum Terbangun
Menurut laporan “Indonesia Clean Energy Outlook 2023” dari Institute for Essential Services Reform (IESR), Indonesia memiliki potensi tenaga surya yang sangat besar. Dengan intensitas radiasi matahari mencapai 4,8 kWh/m² per hari.
Namun, hingga saat ini, kapasitas terpasang tenaga surya masih berada jauh di bawah potensinya. Faktor ini menunjukkan bahwa meskipun ada ambisi besar, implementasi di lapangan masih membutuhkan dorongan yang lebih kuat. Baik dari sisi regulasi maupun investasi.
Tantangan Pengembangan Energi Terbarukan
Salah satu hambatan utama dalam transisi energi ini adalah masalah pendanaan. Banyak proyek energi terbarukan di Indonesia, seperti pembangkit listrik tenaga surya dan angin, masih bergantung pada pendanaan internasional atau kerjasama dengan sektor swasta.
Asian Development Bank (ADB) dan World Bank dalam laporan mereka menyoroti bahwa untuk mencapai target energi terbarukan, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar komitmen pemerintah.
Diperlukan juga partisipasi aktif dari investor global dan lokal, serta kebijakan yang mendukung iklim investasi.
Selain itu, keterbatasan infrastruktur, terutama di wilayah terpencil, menjadi tantangan signifikan. International Renewable Energy Agency (IRENA) menyebutkan bahwa distribusi jaringan listrik yang belum merata menghambat pengembangan energi terbarukan di beberapa daerah.
Baca juga: Teknologi Dunia Menuntut Listrik Hijau dari Indonesia
Di sisi lain, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) menambahkan bahwa peningkatan infrastruktur yang lebih terintegrasi dengan teknologi terkini menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini.

Kebijakan dan Regulasi: Langkah-Langkah Menuju Perubahan
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung percepatan pengembangan energi terbarukan.
Salah satu kebijakan penting adalah Peraturan Presiden No. 112/2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.
Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan, dengan memberikan insentif pajak dan kemudahan perizinan bagi para investor.
Di samping itu, pemerintah juga memberikan insentif berupa pembebasan bea masuk untuk komponen-komponen energi terbarukan.
Kementerian Keuangan Indonesia menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk menarik lebih banyak investasi di sektor energi bersih dan mempercepat transisi menuju energi berkelanjutan.
Membangun Masa Depan Lebih Hijau
Transisi energi ini tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi, tetapi juga memiliki dampak sosial yang signifikan.
United Nations Development Programme (UNDP) dalam laporannya menyebutkan bahwa pengembangan energi terbarukan dapat menciptakan lapangan kerja baru, khususnya di sektor teknologi energi bersih.
Ini merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang merusak lingkungan
Lebih jauh lagi, dampak lingkungan dari transisi ini juga sangat positif. Dengan beralih ke energi terbarukan, Indonesia dapat mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga batu bara, yang saat ini masih mendominasi bauran energi nasional.
Baca juga: 9 Langkah Menuju Energi Berkelanjutan Indonesia
Ini juga sejalan dengan upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang semakin dirasakan di berbagai belahan dunia.
Jalan Panjang
Transisi energi berkelanjutan di Indonesia adalah proses yang kompleks dan menantang. Namun, dengan potensi yang sangat besar untuk membentuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Dengan kebijakan yang tepat, investasi yang cukup, dan pembangunan infrastruktur yang memadai, Indonesia dapat mencapai target ambisiusnya. Sekaligus menjadi pemimpin dalam energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.
Dalam beberapa tahun ke depan, fokus pada pengembangan energi terbarukan harus terus diperkuat. Kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil.
Ini akan menjadi kunci dalam memastikan bahwa transisi energi ini tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga membawa manfaat ekonomi dan sosial yang berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia. ***
Foto: Tom Fisk/ Pexels.