Profesional Muda, Pilar Keberlanjutan yang Harus Diberdayakan

DI TENGAH krisis iklim yang semakin mendalam, suara dan tindakan profesional muda menjadi kunci utama dalam mewujudkan tujuan keberlanjutan. Namun, meskipun banyak yang merasa bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan dan sosial, hanya sedikit yang merasa memiliki kendali untuk mengimplementasikan perubahan yang mereka inginkan di tempat kerja.

Sebuah survei global oleh KPMG Internasional berjudul Leaders 2050 yang melibatkan lebih dari 800 profesional muda berusia 18 hingga 35 tahun menunjukkan hasil mengejutkan. Sebanyak 66 persen merasa memiliki tanggung jawab untuk mendorong dampak ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola). Namun, hanya 10 persen yang merasa mereka dapat bertindak secara efektif.

Sebagai generasi yang sangat peduli dengan isu keberlanjutan, mereka sering kali berhadapan dengan kendala sistemik di tempat kerja yang menghambat inisiatif mereka. Padahal, potensi mereka untuk mendorong perubahan sangat besar.

“Mereka memiliki tanggung jawab dan kekuatan alokasi modal yang dibutuhkan untuk mencapai nol emisi saat mereka naik ke posisi kepemimpinan,” kata Manajer Pusat Dekarbonisasi Global di KPMG, Avery Johnstone.

Baca juga: AI dan Energi Hijau, Sinergi Masa Depan Indonesia

Ia menambahkan bahwa para profesional muda ini adalah sumber daya yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Mereka memiliki pemahaman mendalam tentang keinginan dan kebutuhan generasi mereka, serta pendekatan sistemik terhadap ekonomi global.

Namun, meskipun komitmen terhadap ESG cukup tinggi, kenyataannya banyak perusahaan yang belum sepenuhnya mengintegrasikan prinsip-prinsip ini dalam strategi mereka. Hasil survei mengungkapkan bahwa hampir setengah (48 persen) responden akan mempertimbangkan untuk meninggalkan pekerjaan jika perusahaan mereka tidak menunjukkan komitmen nyata terhadap keberlanjutan.

Bahkan, 63 persen mengatakan bahwa faktor ESG perusahaan menjadi pertimbangan utama mereka saat memilih pemberi kerja.

Keberlanjutan sebagai Prioritas Karier

Bagi profesional muda, keberlanjutan kini lebih dari sekadar nilai-nilai perusahaan. Ini adalah hal yang mereka anggap penting dalam memilih karier dan pemberi kerja. Generasi ini tidak hanya mencari pekerjaan yang memberikan gaji dan fasilitas yang baik, tetapi juga yang selaras dengan tujuan sosial dan lingkungan yang mereka yakini.

Hanya 49 persen yang percaya bahwa organisasi mereka benar-benar mengintegrasikan prinsip ESG dalam setiap aspek strategi bisnis mereka.

Baca juga: Energi Terbarukan Menciptakan Jutaan Pekerjaan

Kebutuhan akan tindakan nyata dalam hal ESG semakin mendesak. Johnstone menegaskan pentingnya kolaborasi antara generasi muda dan pemimpin senior. “Mereka mengharapkan perusahaan untuk menunjukkan bahwa komitmen ESG dipenuhi dengan tanggung jawab dan langkah konkret,” ujarnya.

Untuk itu, perusahaan perlu menciptakan ruang bagi profesional muda untuk menyuarakan ide-ide mereka, sekaligus memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman para pemimpin senior.

Keberlanjutan: Profesional muda menjadi katalisator utama dalam mendorong keberlanjutan di dunia bisnis dan lingkungan. Foto: Kindel Media/ Pexels.

Menangani Risiko Kepercayaan dan Pergantian Karyawan

Perusahaan yang tidak memberdayakan profesional muda dalam pengambilan keputusan ESG berisiko kehilangan kepercayaan staf dan menciptakan ketegangan antar generasi. Ini berpotensi menambah tingginya angka pergantian karyawan dan merusak reputasi organisasi.

Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin bisnis untuk menemukan strategi yang mendukung talenta muda dengan mengakomodasi aspirasi keberlanjutan mereka.

Baca juga: 9 Langkah Menuju Energi Berkelanjutan Indonesia

Mengikutsertakan suara profesional muda dalam proses pembuatan keputusan ESG juga membawa manfaat yang lebih luas. Perspektif mereka yang inovatif dan beragam akan memperkaya solusi yang ditawarkan perusahaan, membawa organisasi menuju tujuan keberlanjutan yang lebih jauh. Sekaligus membantu menciptakan masa depan yang lebih hijau dan inklusif.

Peran Vital Generasi Muda Menjawab Tantangan Keberlanjutan

Keberlanjutan bukan hanya tentang mengurangi emisi karbon atau menggunakan energi terbarukan. Ini juga tentang menciptakan budaya organisasi yang mendukung keterlibatan karyawan dalam tujuan jangka panjang yang lebih besar.

Profesional muda yang berperan aktif dalam merumuskan dan menerapkan strategi ESG tidak hanya memberi dampak positif pada organisasi mereka, tetapi juga pada dunia secara keseluruhan.

Baca juga: Teknologi Dunia Menuntut Listrik Hijau dari Indonesia

Dengan memberdayakan generasi muda, perusahaan tidak hanya memperkuat posisi mereka di pasar tenaga kerja, tetapi juga memastikan bahwa langkah-langkah keberlanjutan yang mereka ambil relevan dengan tuntutan zaman dan harapan masyarakat global. ***

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *