Dari BUMN Karya ke Agrinas, Transformasi Besar untuk Ketahanan Pangan

PEMERINTAH Indonesia mengambil langkah strategis dalam memperkuat ketahanan pangan. Melalui PT Agrinas Palma Nusantara (Persero), pemerintah menyiapkan pengelolaan lahan sawit skala besar sebagai bagian dari agenda swasembada pangan nasional.

Dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Presiden Prabowo Subianto membahas strategi besar sektor pangan bersama jajaran kementerian terkait. Salah satu kebijakan utama adalah pengelolaan 1 juta hektare lahan sawit oleh Agrinas Palma Nusantara.

Pada tahap awal, 221.000 hektare akan mulai digarap. Dari jumlah itu, 145.000 hektare merupakan lahan yang perlu direhabilitasi, sementara sisanya masih berupa lahan kosong yang siap ditanami.

Baca juga: Lahan Sawah Menyusut, Bisakah Indonesia Tetap Berdaulat Pangan?

Tak hanya di sektor sawit, pemerintah juga memperkuat sektor perikanan dan pertanian melalui dua anak perusahaan lainnya. PT Agrinas Jaladri Nusantara akan mengembangkan tambak ikan seluas 20.000 hektare di Jawa. Sedangkan PT Agrinas Pangan Nusantara akan membangun fasilitas penggilingan padi dan jagung untuk mendukung ketersediaan pangan nasional.

Dukungan Infrastruktur dan Pembiayaan

Ketersediaan pakan ternak menjadi perhatian utama dalam strategi ini. Pemerintah berencana membangun enam hub pakan ternak untuk mengurangi ketergantungan pada produsen tertentu. Meskipun lokasi hub belum diumumkan, proyek ini diharapkan meningkatkan efisiensi rantai pasok pakan nasional.

Baca juga: Kebijakan Emisi Karbon Nol Bakal Bebani Biaya Pangan di Asia Tenggara

Pendanaan proyek ini semula direncanakan melalui alokasi APBN 2025 sebesar Rp8 triliun. Namun, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan P. Roeslani menyatakan bahwa pendanaan akan dialihkan melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), bukan dari anggaran negara. Model pembiayaan ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan investasi tanpa membebani APBN.

Pemerintah memperkuat ketahanan pangan dengan mengelola lahan sawit skala besar melalui PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) sebagai bagian dari agenda swasembada nasional. Foto: Ilustrasi/ Mohan Nannapaneni/ Pexels.

Transformasi BUMN Karya ke Sektor Pangan

Perubahan besar juga terjadi pada sejumlah BUMN Karya yang kini dialihkan ke sektor pangan. PT Indra Karya resmi menjadi PT Agrinas Palma Nusantara yang fokus pada perkebunan. PT Virama Karya berubah menjadi PT Agrinas Jaladri Nusantara untuk pengelolaan perikanan, sedangkan PT Yodya Karya kini bertransformasi menjadi PT Agrinas Pangan Nusantara yang berfokus pada produksi pangan.

Baca juga: Perhutanan Sosial, Jalan Swasembada Pangan Indonesia

Transformasi ini merupakan bagian dari kebijakan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menekankan kemandirian pangan dan energi. Dengan model integrasi ini, pemerintah berharap produksi pangan nasional meningkat secara signifikan.

Pastikan Tidak Merusak Ekosistem

Meskipun ambisius, proyek ini menghadapi tantangan besar. Pengelolaan lahan skala besar membutuhkan perencanaan matang, terutama dalam aspek keberlanjutan dan dampak lingkungan. Pemerintah perlu memastikan bahwa ekspansi perkebunan tidak merusak ekosistem yang sudah ada.

Baca juga: Pangan Berkelanjutan Atasi Kekurangan Gizi 300 Juta Orang

Selain itu, investasi dalam infrastruktur dan distribusi harus dipercepat agar hasil produksi dapat terserap dengan baik di pasar domestik. Dukungan teknologi pertanian juga menjadi faktor kunci dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi lahan.

Dengan strategi ini, pemerintah optimistis Indonesia dapat memperkuat ketahanan pangan, mengurangi ketergantungan impor, dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor agribisnis. ***

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *