DI TENGAH upaya global untuk beralih ke energi berkelanjutan, sebuah proyek ambisius di Lincoln, Maine, Amerika Serikat, siap mencetak sejarah. Perusahaan rintisan Form Energy akan membangun sistem baterai terbesar di dunia dengan kapasitas energi mencapai 8.500 MWh. Proyek ini, yang didanai Departemen Energi AS melalui hibah senilai 147 juta dolar AS, diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi jaringan listrik di wilayah tersebut.
Revolusi Penyimpanan Energi
Untuk memahami skala proyek ini, bayangkan kapasitas baterainya mampu menyediakan energi bagi mobil listrik untuk menempuh jarak 50 juta kilometer hanya dengan satu kali pengisian daya. Ini cukup untuk mengelilingi Bumi lebih dari 1.200 kali. Baterai ini juga akan memiliki kapasitas 130 juta kali lebih besar dibandingkan daya yang dapat disimpan oleh laptop Anda.
Jika berhasil, Form Energy akan menggantikan rekor sistem penyimpanan energi terbesar yang saat ini dipegang oleh proyek Edwards dan Sanborn di California, dengan kapasitas 3.287 MWh.
Baterai Besi-Udara, Teknologi Masa Depan
Proyek ini menggunakan teknologi baterai besi-udara, yang menjadi terobosan dalam penyimpanan energi skala besar. Prosesnya sederhana tetapi revolusioner. Ketika baterai kehabisan daya, oksigen dari udara diambil untuk mengubah besi dalam baterai menjadi karat. Saat baterai diisi ulang, karat diubah kembali menjadi besi, dan oksigen dilepaskan kembali ke udara.
Baca juga: Inggris Cetak Rekor Energi Listrik Terbersih Sepanjang 2024, Apa Rahasianya?
Setiap modul baterai, seukuran mesin cuci, terdiri dari 50 sel dengan elektroda besi dan larutan elektrolit berbasis air. Teknologi ini lebih ramah lingkungan dibandingkan baterai litium-ion karena tidak mengandung logam berat dan lebih murah dioperasikan.
Kelebihan dan Kekurangan
Baterai besi-udara menawarkan beberapa keunggulan, termasuk dampak lingkungan yang lebih kecil dan biaya yang lebih rendah dibandingkan baterai litium-ion tradisional. Namun, teknologi ini memiliki keterbatasan. Kecepatan pengisian daya dan pelepasan energi yang lebih lambat membuatnya tidak cocok untuk perangkat elektronik seperti ponsel atau mobil listrik.
Baca juga: Era Minyak Meredup, Energi Listrik Bersinar
Menurut Environmental and Energy Study Institute (EESI), meskipun baterai ini sangat ideal untuk penyimpanan energi skala besar, kemungkinannya untuk menggantikan baterai litium-ion di perangkat sehari-hari sangat kecil.

Proyek Ambisius yang Melampaui Ekspektasi
Proyek Maine adalah langkah besar bagi Form Energy, melampaui kapasitas proyek-proyek lain yang pernah mereka kerjakan hingga lima kali lipat. CEO Form Energy, Mateo Jaramillo, menyebutkan bahwa baterai ini akan mendukung jaringan listrik New England yang lebih bersih, andal, dan terjangkau.
“Proyek ini akan membantu mengurangi kemacetan transmisi dan menyediakan energi angin kapan saja dan di mana saja dibutuhkan,” ujar Jaramillo.
Baca juga: China Kuasai 50% Energi Terbarukan Dunia pada 2030
Langkah ini menjadi bukti bahwa teknologi dapat menjadi jawaban atas tantangan energi di masa depan. Dengan potensi besar yang ditawarkan oleh baterai besi-udara, Form Energy membuka jalan bagi era baru penyimpanan energi yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Namun, kesuksesan proyek ini tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada adopsi dan integrasi sistem penyimpanan energi dalam jaringan listrik global. Jika berhasil, ini akan menjadi model bagi negara lain untuk mengembangkan solusi serupa dalam menghadapi krisis energi dan perubahan iklim. ***
- Foto: Markus Winkler/ Pexels.