Inovasi Baru, Daur Ulang Plastik E-Waste Tanpa Polusi

LIMBAH elektronik (e-waste) menjadi salah satu isu lingkungan terbesar di dunia, terutama karena tingginya kandungan plastik beracun yang sulit dikelola. Namun, harapan baru muncul dari tim ilmuwan Universitas Teknologi Nanyang (NTU), Singapura, yang berhasil mengembangkan metode inovatif untuk mendaur ulang plastik limbah elektronik secara aman dan berkelanjutan.

Mengurai Tantangan Plastik Elektronik

Limbah elektronik merupakan salah satu sumber utama plastik dunia. Plastik ini sering kali dicampur dengan bahan penghambat api bromin (BFR) agar tahan panas. Sayangnya, ketika plastik tersebut didaur ulang atau dibuang, bahan kimia berbahaya ini dapat mencemari lingkungan.

Assoc. Prof. Lee Jong-Min dan tim dari NTU merancang metode baru yang menghilangkan BFR tanpa merusak plastik. Metode ini menggunakan dua pelarut, yaitu 1-propanol dan heptana, yang bekerja selektif untuk melarutkan BFR. Hasilnya, lebih dari 80 persen plastik dapat dipulihkan dan digunakan kembali tanpa kehilangan kualitas.

Baca juga: Penginderaan Jarak Jauh, Harapan Baru Lawan Polusi Plastik

Plastik yang dihasilkan dapat kembali digunakan dalam bentuk aslinya untuk memproduksi barang elektronik baru, seperti keyboard dan casing laptop. Langkah ini menjadi terobosan dalam industri daur ulang plastik, memberikan solusi berkelanjutan sekaligus mengurangi dampak lingkungan.

Krisis Limbah Elektronik di Era AI

Namun, tantangan limbah elektronik tidak berhenti di situ. Dalam studi terpisah, peneliti dari Reichman University, Israel, mengungkapkan bahwa ledakan penggunaan kecerdasan buatan (AI) memicu peningkatan tajam sampah elektronik global.

Baca juga: Bioplastik Baru, Terobosan untuk Laut Lebih Bersih

Diperkirakan, aplikasi AI dan pusat data akan menambah hingga lima juta ton limbah elektronik setiap tahun pada 2030. Hal ini disebabkan oleh siklus hidup perangkat keras berteknologi tinggi yang semakin pendek, mendorong pembaruan perangkat secara lebih sering untuk memenuhi kebutuhan komputasi AI.

Ilmuwan NTU Singapura mengembangkan teknologi daur ulang plastik limbah elektronik (e-waste) yang aman dan ramah lingkungan, solusi untuk mengurangi polusi global. Foto: Ilustrasi/ Tom Fisk/ Pexels.

“Memperpanjang masa pakai perangkat keras adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi limbah elektronik,” ujar Peneliti dari Reichman University, Asaf Tzachor. Ia juga menekankan pentingnya desain perangkat keras yang lebih mudah didaur ulang dan ditingkatkan.

Membutuhkan Pendekatan Holistik

Mengelola limbah elektronik membutuhkan pendekatan holistik. Teknologi daur ulang plastik yang dikembangkan NTU menjadi contoh bagaimana inovasi dapat menjadi bagian dari solusi. Namun, hal ini juga harus didukung oleh langkah-langkah lain, seperti memperpanjang usia pakai perangkat elektronik, mengembangkan komponen yang dapat diperbarui, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang.

Baca juga: INC-5, Akankah Dunia Menang Melawan Polusi Plastik?

Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang pesat, Indonesia menghadapi tantangan serupa dalam pengelolaan limbah elektronik. Pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menerapkan solusi berkelanjutan, termasuk dengan mengadopsi teknologi mutakhir seperti yang dikembangkan oleh NTU.

Dengan kombinasi inovasi teknologi dan kebijakan yang mendukung, krisis limbah elektronik dapat diubah menjadi peluang untuk membangun masa depan yang lebih ramah lingkungan. ***

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *