UNTUK mendukung ekonomi sirkular dan mengurangi pencemaran, Badan Gizi Nasional (BGN) memperkenalkan program pemanfaatan limbah makanan bergizi menjadi pupuk organik. Melalui pendekatan yang ramah lingkungan ini, sisa makanan bergizi gratis yang didistribusikan akan dikelola dengan bijak agar tidak menjadi limbah yang mencemari.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa sisa makanan tersebut dirancang untuk masuk kembali ke ekosistem, terutama di sektor pertanian.
Limbah Makanan Bergizi Menjadi Potensi Ekonomi
Selain mengurangi pencemaran, kebijakan ini juga memiliki potensi ekonomi bagi masyarakat setempat. Dengan mengolah limbah menjadi pupuk yang bisa digunakan langsung di lahan pertanian, program ini membuka peluang untuk memperkuat sektor pertanian secara berkelanjutan. Setiap makanan dikemas dalam wadah guna ulang, mencegah limbah plastik yang sulit terurai.
Baca juga: Indonesia Perlu Lebih Serius Tangani Limbah Makanan
Program ini juga berdampak pada penciptaan lapangan kerja, terutama di wilayah pelayanan BGN di berbagai daerah. Unit layanan ini akan membutuhkan banyak tenaga lokal untuk pengelolaan program dan distribusi makanan bergizi.
Mengutamakan Nutrisi dan Lingkungan dalam Setiap Sajian
Dengan adanya tenaga ahli gizi di setiap unit, BGN memastikan bahwa setiap menu disusun dengan memperhatikan keseimbangan nutrisi dan selera anak-anak di berbagai daerah.
Inisiatif BGN ini menunjukkan komitmen kuat dalam menciptakan sistem pangan yang lebih berkelanjutan, dengan memanfaatkan potensi limbah sebagai sumber daya berharga, memperkuat ekonomi lokal, dan memperhatikan keseimbangan nutrisi bagi anak-anak Indonesia.
Potensi Timbulan Sampah
Sebelumnya, organisasi lingkungan hidup WALHI mengemukakan bahwa program makan siang bergizi gratis untuk siswa dapat meningkatkan jumlah sampah, baik kemasan maupun sisa makanan. Agar dampak negatif ini bisa diminimalisir, siswa didorong untuk membawa tempat makan dan minuman sendiri.
Edukasi bagi siswa mengenai penggunaan wadah guna ulang pun dinilai penting agar mereka lebih sadar lingkungan. Selain itu, penyedia jasa katering diharapkan menggunakan kemasan yang dapat digunakan kembali.
Baca juga: Setiap WNI Sumbang 115-180 Kg Limbah Makanan Setiap Tahun
Dengan keterlibatan sekolah dalam pengelolaan sampah, potensi sampah sisa makanan dapat dikelola dengan baik melalui pemilahan dan pengolahan organik sederhana seperti pembuatan kompos. BGN juga berkomitmen untuk menyertakan ahli gizi dalam setiap unit layanan untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan bergizi dan sesuai dengan selera anak-anak.
Program ini bukan hanya mengatasi masalah limbah, tetapi juga memperkuat kesadaran tentang keberlanjutan dan nutrisi, menciptakan sistem pangan yang lebih sehat bagi generasi mendatang. ***
- Foto: Sulthony Hasanuddin/ Antara – Siswa menikmati makanan bergizi gratis di SDN Sukasari 5, Kota Tangerang. Program ini mendukung kesehatan anak sekaligus mengolah limbah makanan menjadi pupuk.