Agenda Aksi Riyadh, Jawaban Degradasi Lahan Global?

DI TENGAH pembicaraan besar tentang tantangan lingkungan global, Arab Saudi mengayunkan langkah besar dengan meluncurkan Agenda Aksi Riyadh. Inisiatif ini bertujuan untuk menggerakkan negara dan aktor non-negara, berfokus pada solusi nyata bagi degradasi lahan, desertifikasi, dan kekeringan, isu-isu yang semakin mengancam ketahanan pangan dunia.

Peluncuran tersebut digelar pada Hari Sistem Pangan dalam rangkaian COP16 di Riyadh. Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Air, dan Pertanian, sekaligus Penasihat Presidensi UNCCD COP16, Dr. Osama Faqeeha, mengumumkan agenda ini dalam pidato utama di depan ribuan peserta.

Menurutnya, untuk mencapai restorasi lahan dan ketahanan terhadap kekeringan dengan kecepatan yang diperlukan, upaya ini harus terus didorong bahkan setelah COP16 berakhir.

Mengapa Agenda Aksi Riyadh Begitu Penting?

Degradasi lahan adalah penyebab utama masalah lingkungan saat ini. Sektor pertanian, meskipun penting bagi ketahanan pangan, berperan besar dalam masalah ini. Laporan UNCCD menyebutkan bahwa sektor ini menyumbang 23% emisi gas rumah kaca, 80% deforestasi, dan 70% penggunaan air tawar di seluruh dunia.

Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, serta pengelolaan lahan yang buruk, memperburuk dampak perubahan iklim dan mempengaruhi lebih dari 3 miliar orang yang menggantungkan hidup dari sektor ini.

Baca juga: COP16 Riyadh Janji Rp191 T untuk Atasi Degradasi Lahan

Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong perubahan, dengan melibatkan para pemangku kepentingan mulai dari petani hingga masyarakat adat. Faqeeha menekankan bahwa tantangan ini bukan hanya masalah regional, tetapi juga masalah global.

Saudi Arabia, sebagai pemimpin di kawasan ini, berkomitmen untuk menjaga kelestarian ekosistem melalui restorasi lahan dan mendukung ketahanan pangan bagi masa depan yang lebih berkelanjutan.

Mengatasi Degradasi Tanah dengan Kolaborasi Global

Agenda Aksi Riyadh berfokus pada kolaborasi internasional, menciptakan solusi bersama untuk mengurangi kerusakan yang terjadi pada lahan dan tanah. Salah satu langkah penting adalah pengalokasian ulang subsidi pertanian yang merugikan, yang dapat langsung membantu restorasi lahan.

Salah satu cara untuk melindungi tanah adalah dengan memperkenalkan praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Selain itu, pengelolaan tanah yang lebih bijaksana akan meningkatkan kesehatan tanah, mendukung ketahanan tanaman, dan mendorong produksi pangan yang lebih bergizi. Pada saat yang sama, ini juga akan membantu menciptakan sistem pangan yang lebih inklusif dan tangguh, yang mampu bertahan menghadapi berbagai ancaman global.

Peluncuran Agenda Aksi Riyadh di COP16: Menghadapi degradasi lahan dan kekeringan dengan solusi berkelanjutan untuk masa depan bumi. Foto: unccdcop16.

Peran Sektor Swasta dan Petani dalam Transformasi Pangan

Agenda ini juga menekankan pentingnya partisipasi sektor swasta dalam perubahan ini. Salah satu solusi yang dikemukakan dalam diskusi di COP16 adalah bagaimana sektor bisnis dapat berperan aktif dalam mengurangi dampak negatif dari pertanian yang merusak. Kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan petani akan sangat penting dalam mewujudkan sistem pangan yang lebih berkelanjutan.

Baca juga: COP29, Kekecewaan Negara Berkembang di Tengah Janji Pendanaan

Pemerintah Arab Saudi mengingatkan bahwa setiap tahun 24 miliar ton tanah subur hilang, berkontribusi pada krisis pangan dan air yang semakin nyata. Tanpa adanya perubahan signifikan dalam cara kita mengelola tanah dan sumber daya alam, kita akan semakin jauh dari tujuan ketahanan pangan global.

Menatap Masa Depan Lebih Hijau dan Tahan Banting

Agenda Aksi Riyadh juga merencanakan peningkatan kapasitas dan pertukaran pengetahuan melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga seperti Coral Triangle Center dan WWF Coral Triangle Program. Inisiatif ini akan mendorong restorasi ekosistem yang lebih luas, yang tidak hanya memberikan manfaat bagi kawasan yang terdampak langsung, tetapi juga untuk seluruh dunia.

Baca juga: Menggugat Dana Perusak Alam di COP29

Dengan kepemimpinan Arab Saudi di COP16, dunia kini melihat sebuah contoh nyata tentang bagaimana mengatasi masalah yang mempengaruhi sumber daya alam dan ketahanan pangan global. Kolaborasi antarnegara, serta kemitraan dengan sektor swasta dan komunitas lokal, akan menjadi kunci untuk meraih tujuan besar ini.

Inisiatif ini menjadi panggilan untuk aksi global yang tak bisa ditunda. Jika kita tidak bertindak sekarang, kerugian yang dihasilkan dari degradasi lahan akan semakin besar, mempengaruhi kehidupan jutaan orang di seluruh dunia. Agenda Aksi Riyadh adalah langkah pertama menuju dunia yang lebih berkelanjutan, dengan tanah yang dikelola secara bijaksana untuk masa depan yang lebih hijau dan lebih aman. ***

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *