Panas dan Mikroplastik, Perang Kecil di Dalam Tubuh Manusia

KETIKA suhu naik, plastik mulai beraksi. Plastik melepaskan jutaan partikel halus, mikroplastik, yang tak kasatmata tapi bisa menembus tubuh manusia, mengalir di darah, bahkan berdiam di paru-paru. Di balik secangkir kopi, mangkuk mi instan, atau pakaian olahraga berbahan poliester, tersembunyi perang kecil yang belum kita menangkan.

Penelitian terbaru yang dikutip dari The Washington Post menunjukkan, panas menjadi pendorong terbesar pelepasan mikroplastik. Saat air mendidih bersentuhan dengan plastik, molekulnya melemah, melepaskan serpihan mikro hingga nano berukuran sepersekian mikrometer, terlalu kecil untuk dilihat, tapi cukup besar untuk mengganggu sistem biologis.

Kopi, Teh, dan Wadah yang Meleleh Perlahan

Para ilmuwan dari University of Birmingham, Inggris, menemukan bahwa minuman panas mengandung hampir dua kali lebih banyak mikroplastik dibandingkan minuman dingin. Plastik yang lebih tua atau terdegradasi bahkan lebih mudah larut ketika terkena suhu tinggi.

Baca juga: Darurat Mikroplastik Udara, Krisis Baru yang Mengancam 18 Kota Indonesia

Fenomena serupa juga ditemukan oleh University of Nebraska, Amerika Serikat. Wadah makanan bayi dari plastik yang dipanaskan di microwave bisa melepaskan miliaran partikel nanoplastik hanya dari satu sentimeter persegi permukaan.

“Setiap kali kita memanaskan plastik, kita sebenarnya sedang mempercepat proses degradasinya,” tulis tim peneliti. Partikel itu tak hanya berakhir di air atau udara, tapi juga di tubuh manusia.

Desain Grafis: Daffa Attarikh/ SustainReview.

Dari Dapur ke Darah

Dampaknya kini mulai terungkap. Mikroplastik ditemukan di otak, darah, dan paru-paru manusia. Studi di New England Journal of Medicine tahun 2024 bahkan mengaitkannya dengan peningkatan risiko stroke, penyakit jantung, dan gangguan perkembangan pada anak-anak.

Baca juga: Studi Greenpeace-UI: Mikroplastik Mengancam Fungsi Otak

Sementara itu, penelitian Ecotoxicology and Environmental Safety mencatat bahwa serat plastik mikro dari pakaian poliester bisa terlepas hingga 700 ribu partikel dalam satu kali pencucian air panas, semuanya berakhir di perairan dan rantai makanan laut.

Menjauhkan Panas, Menjaga Tubuh

Solusi mungkin sederhana, tapi berdampak besar. Jauhkan plastik dari panas. Hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik, gunakan gelas logam atau kaca untuk minuman panas, dan pilih saringan berbahan alami ketimbang sintetis.

Baca juga: Indonesia Tak Bisa Lagi Netral soal Mikroplastik

Langkah kecil ini bisa jadi perlawanan pribadi di tengah lautan plastik yang terus meluas. Karena melawan krisis mikroplastik bukan hanya tentang menyelamatkan lingkungan, tapi juga tentang melindungi sistem biologis manusia yang perlahan ikut teracuni. ***

  • Foto: Ilustrasi/ Taryn Elliott/ Pexels Uap panas dari minuman bisa mempercepat pelepasan mikroplastik dari wadah plastik. Panas adalah pemicu tersembunyi yang jarang kita sadari. Foto: Pexels
Bagikan