Dari sungai hingga pabrik tekstil, inovator muda Indonesia menunjukkan bahwa teknologi bisa menjadi mesin pertumbuhan baru. Bukan hanya untuk ekonomi, tapi juga untuk bumi.
TIGA inovator teknologi iklim, Aslan Renewables, Arukah Capital, dan SXD AI, baru saja membuktikan bahwa solusi iklim tak harus lahir dari ruang rapat kebijakan. Melalui ajang Climate Impact Innovations Challenge (CIIC) 2025, mereka meraih pendanaan katalis Rp10 miliar untuk menguji coba teknologi rendah karbon langsung di lapangan, dari sungai, lahan pertanian, hingga pabrik tekstil.
Ajang yang digagas East Ventures dan Temasek Foundation ini telah memasuki tahun ketiga dan menjadi salah satu katalis penting bagi ekosistem climate tech di Asia Tenggara. Tahun ini, acara puncak CIIC digelar bersamaan dengan Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025 di Jakarta.
Laboratorium Iklim Bernama Indonesia
Lebih dari 500 peserta dari 50 negara mengajukan ide untuk CIIC 2025, angka yang menegaskan posisi Indonesia sebagai laboratorium alami bagi inovasi iklim global. Dari jumlah itu, sembilan finalis mempresentasikan teknologi mereka di hadapan panel investor dan pemimpin industri.
Baca juga: Masa Depan Bertani Ada di Tangan AI dan Robot
“Keberlanjutan sudah menjadi DNA East Ventures. Tahun ini kami melihat banyak solusi yang memanfaatkan AI untuk mempercepat dekarbonisasi,” ujar Avina Sugiarto, Partner East Ventures.
Tiga pemenang akhirnya menonjol karena pendekatan ilmiah dan dampak sosialnya.
- Aslan Renewables menciptakan micro-hydro modular tanpa bendungan besar, berbiaya rendah, dan memiliki efisiensi energi hingga 86 persen.
- Arukah Capital mengonversi limbah pertanian menjadi energi bersih dan bioproduk, sekaligus membagikan 50 persen pendapatan karbon kepada petani kecil.
- SXD AI mengembangkan bahan tekstil zero waste yang dapat menekan emisi karbon hingga 80 persen dan biaya produksi 55 persen lebih rendah.
Baca juga: Teknologi Aklimatisasi Baru, Mendaki Everest Tak Lagi Butuh Waktu Berminggu-minggu
Tambahan hadiah sebesar US$50.000 dari Sinar Mas Agribusiness & Food diberikan kepada Arukah Capital, memperkuat pesan bahwa sektor swasta mulai mengakui nilai ekonomi dari keberlanjutan.

Dari Kompetisi ke Implementasi
Menurut Head of Climate & Liveability Temasek Foundation, Heng Li Lang, CIIC dirancang bukan sekadar lomba ide, melainkan “jembatan antara inovator, investor, dan sektor publik untuk mempercepat adopsi nyata.”
Pendekatan ini penting, sebab banyak inovasi hijau berhenti di tahap riset atau pilot project karena minim dukungan pembiayaan. CIIC mencoba memutus siklus itu, mendorong agar ide segera diuji di lapangan dan menciptakan efek berganda.
Baca juga: Physical AI dan Masa Depan Industri Hijau
CEO Aslan Renewables, Andrew Murray, mengonfirmasi rencana peluncuran proyek percontohan di Indonesia pada 2026. Sementara CEO Arukah Capital, Joanna Yeo, menekankan bahwa “dekarbonisasi bisa sejalan dengan pengentasan kemiskinan,” melalui model bisnis berbagi manfaat karbon untuk petani.
Dari sisi industri kreatif, CEO SXD AI, Shelly Xu, melihat Indonesia sebagai calon pusat manufaktur berkelanjutan dunia. “Kami ingin menjadikan desain tanpa limbah sebagai standar baru industri,” ujarnya.
Katalis bagi Masa Depan Net-Zero
Kisah tiga inovator ini menggambarkan arah baru transisi energi dan ekonomi sirkular di Indonesia, di mana solusi berbasis sains, inklusi, dan teknologi digital menjadi inti dari ekonomi hijau.
Baca juga: China Luncurkan FPSO Pertama dengan Teknologi Penangkapan Karbon
Lebih dari sekadar penghargaan, CIIC menandai pergeseran paradigma bahwa inovasi iklim tak hanya soal mitigasi, tetapi juga peluang ekonomi dan keadilan sosial.
Dengan dukungan lintas sektor, dari modal ventura hingga korporasi besar, masa depan Net-Zero Indonesia 2060 tampak sedikit lebih dekat, lebih konkret, dan lebih kolaboratif. ***
- Foto: Ilustrasi/ Quang Nguyen Vinh/ Pexels – Petani memanen hasil pertanian di lahan hijau yang tertata rapi. Inovasi berbasis teknologi kini membantu sektor ini bertransformasi menuju ekonomi rendah karbon yang inklusif.


