Eni–Petronas Bentuk “NewCo”, Aliansi Strategis Baru Energi Regional di Asia Tenggara

DUA raksasa energi dunia, Eni dan Petronas, resmi membentuk perusahaan patungan bernama NewCo dengan kepemilikan seimbang. Entitas baru ini akan menggabungkan aset hulu migas kedua perusahaan di Indonesia dan Malaysia, menjadikannya salah satu langkah strategis paling signifikan dalam lanskap energi Asia Tenggara dekade ini.

Sinergi Regional Menuju Transisi Energi

Penandatanganan perjanjian dilakukan dalam ajang ADIPEC 2025 di Abu Dhabi, disaksikan langsung oleh CEO Eni Claudio Descalzi dan CEO Grup Petronas Tengku Muhammad Taufik. Kesepakatan ini menindaklanjuti Framework Agreement yang ditandatangani pada Juni 2025 dan menandai babak baru kolaborasi lintas negara dalam eksplorasi dan pengembangan energi.

NewCo akan mengelola 19 aset hulu, 14 di Indonesia dan lima di Malaysia, dengan nilai ekonomi besar dan potensi cadangan yang masif. Melalui kombinasi portofolio, kekuatan teknis, serta pengalaman regional, entitas ini ditargetkan menjadi model bisnis energi yang efisien, tangguh, dan berorientasi pada keberlanjutan.

Investasi Besar, Target Produksi Ambisius

Dalam lima tahun pertama, NewCo berencana menggelontorkan investasi lebih dari USD 15 miliar untuk pengembangan delapan proyek baru dan pengeboran 15 sumur eksplorasi. Fokus utamanya, mengembangkan sekitar 3 miliar barel setara minyak (boe) cadangan terbukti dan membuka potensi eksplorasi tak berisiko hingga 10 miliar boe.

Baca juga: AC, AI, dan Krisis Daya Menguji Ketahanan Energi Asia Tenggara

Dengan basis produksi awal lebih dari 300.000 boe per hari, NewCo menargetkan peningkatan produksi hingga 500.000 boe per hari dalam jangka menengah, dengan porsi signifikan berasal dari gas alam, sejalan dengan agenda transisi energi global.

Model Satelit dan Efisiensi Operasional

Langkah ini memperkuat strategi satellite model Eni, yang sebelumnya sukses melalui Var Energi di Norwegia, AzuleEnergy di Angola, dan Ithaca Energy di Inggris. Melalui pendekatan tersebut, Eni dapat mempercepat siklus pengembangan proyek dan memaksimalkan alokasi modal tanpa mengorbankan disiplin finansial.

Baca juga: 2050 Energi Bersih, Saatnya Indonesia Punya Strategi Transisi yang Terpadu

“Ini momen transformasional bagi Eni,” ujar Descalzi. “Dengan Petronas, kami menciptakan kekuatan baru untuk mengeksplorasi dan mengelola aset di Indonesia dan Malaysia, sekaligus memperkuat peran kawasan ini dalam rantai pasok energi global,” tambahnya.

Dampak bagi Indonesia dan Malaysia

Kolaborasi ini tidak hanya berimplikasi pada profitabilitas dua korporasi, tetapi juga membuka peluang besar bagi industri energi di Indonesia dan Malaysia. Dengan investasi yang masif, proyek ini diharapkan menciptakan efek berganda bagi transfer teknologi, efisiensi energi, dan penciptaan lapangan kerja di sektor hulu.

Baca juga: Indonesia Kunci Transisi Energi Asia Tenggara dengan Potensi Terbarukan Melimpah

Lebih jauh, integrasi gas sebagai pilar produksi utama menunjukkan orientasi strategis menuju energi rendah karbon, sejalan dengan komitmen transisi energi kedua negara. NewCo juga menegaskan pentingnya tata kelola transparan dan keterlibatan masyarakat lokal dalam setiap tahapan operasi.

Fondasi untuk Pertumbuhan Berkelanjutan

Proses persetujuan regulasi dan administratif tengah berjalan di kedua negara. Eni memperkirakan seluruh persetujuan pemerintah dan mitra akan rampung pada 2026, menandai dimulainya babak baru energi regional berbasis kolaborasi dan keberlanjutan.

Jika terealisasi, NewCo bisa menjadi model kerja sama lintas batas yang tidak hanya memperkuat ketahanan energi kawasan, tetapi juga menegaskan peran Asia Tenggara dalam percaturan transisi energi global. ***

Bagikan