Toyota dan Ekosistem Industri Hijau Indonesia, dari Lokal ke Global

TRANSFORMASI industri otomotif Indonesia kini memasuki fase yang lebih hijau dan berdaya saing tinggi. Di tengah tekanan global untuk menurunkan emisi dan memperkuat ekonomi berbasis nilai tambah, Toyota menjadi salah satu contoh nyata bagaimana korporasi multinasional bisa tumbuh bersama ekosistem lokal, bukan di atasnya.

Melalui PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), perusahaan ini membangun rantai pasok domestik yang dalam dan berlapis. Dari pembuatan komponen hingga kendaraan elektrifikasi seperti Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross HEV, kontribusi IKM lokal kini telah menembus lebih dari 80 persen kandungan produksi. Dalam konteks inilah, Toyota tak hanya mengekspor mobil, tetapi juga mengekspor kapabilitas industri hijau Indonesia ke panggung global.

Dari Industri Konvensional ke Ekosistem Hijau

Perjalanan panjang Toyota di Indonesia berawal dari aktivitas impor kendaraan pada 1970-an. Secara bertahap, model bisnisnya berkembang. Dari merakit mesin dan komponen, menjadi produsen kendaraan utuh, hingga eksportir besar yang kini berkontribusi 57 persen terhadap total ekspor otomotif nasional.

Tonggak pentingnya terjadi pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2025, ketika TMMIN menerima Primaniyarta Lifetime Achievement Award dari Kementerian Perdagangan atas kontribusi berkelanjutan dalam mendorong ekspor otomotif nasional. Namun di balik seremoni penghargaan itu, ada pesan strategis bahwa keberlanjutan industri kini bergantung pada kedalaman rantai pasok dan keberdayaan lokal.

IKM di Jantung Rantai Pasok

Toyota memanfaatkan momentum elektrifikasi untuk memperkuat kolaborasi dengan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di berbagai lapisan rantai pasok, dari tier 1 hingga tier 3. Mereka menjadi pemasok baut, kabel, komponen plastik, logam, hingga panel interior yang digunakan dalam produksi model hybrid.

Baca juga: Green Hydrogen, Ambisi Baru PGE dan Toyota untuk Energi Bersih Indonesia

Kemitraan ini tidak hanya mendorong transfer teknologi dan sertifikasi mutu, tetapi juga membuka peluang kerja hijau di daerah-daerah industri. Ketika ratusan IKM lokal terserap ke dalam sistem produksi global Toyota, nilai tambahnya tak lagi sekadar ekonomi, tapi juga sosial dan ekologis.

Langkah ini juga sejalan dengan peta jalan industri hijau nasional yang menargetkan peningkatan kandungan lokal dan penurunan emisi industri manufaktur. Toyota berhasil menunjukkan bahwa transformasi menuju ekonomi hijau bukan berarti menurunkan daya saing, tetapi justru membangunnya dari bawah, melalui rantai pasok yang tangguh dan berkelanjutan.

Desain Grafis: Daffa Attarikh/ SustainReview.

Mengarahkan Industri ke Masa Depan

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sektor manufaktur menyumbang 18,98% terhadap PDB nasional dan 0,9% terhadap pertumbuhan ekonomi 2024. Di dalamnya, industri otomotif bukan hanya penyumbang devisa, tapi juga medium untuk memperluas penggunaan teknologi rendah karbon.

Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam, menyebut industri otomotif Indonesia telah mencapai tingkat kematangan baru. “Kini kita mampu memproduksi kendaraan utuh berbasis mesin konvensional dan elektrifikasi dengan daya saing global. Ini bukti kapasitas SDM dan industri nasional sudah setara pemain besar dunia,” ujarnya.

Baca juga: Indonesia Jadi Magnet Baru Rantai Pasok Global

Transformasi tersebut memperlihatkan integrasi nyata antara ekonomi hijau dan pembangunan industri nasional, sejalan dengan SDGs 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDGs 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), SDGs 12 (Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan), serta SDGs 17 (Kemitraan untuk Tujuan).

Pada akhirnya, arah pengembangan industri otomotif Indonesia tidak lagi sekadar mengejar volume produksi, melainkan membangun ekosistem manufaktur hijau yang berdaya saing dan inklusif. Dan di tengah arus global yang berubah cepat, kiprah Toyota membuktikan bahwa kolaborasi antara teknologi, industri, dan IKM lokal adalah fondasi baru daya saing ekonomi Indonesia di era keberlanjutan. ***

Foto: Dok. Toyota – Menteri Perdagangan Budi Santoso menyerahkan Primaniyarta Lifetime Achievement Award 2025 kepada Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam dalam pembukaan Trade Expo Indonesia ke-40 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (15/10/2025). Penghargaan ini diberikan atas kontribusi berkelanjutan Toyota dalam mendorong ekspor otomotif nasional dan memperkuat rantai pasok industri lokal.

Bagikan